Selasa, 27 FEBRUARI 2024 • 08:45 WIB

PM Palestina Mohammad Shtayyeh Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

Author

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh. (REUTERS/Raneen Sawafta).

INDOZONE.ID - Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, pada hari Senin (26/2/2024) mengundurkan diri jabatannya. 

Ini dilakukan untuk memungkinkan terbentuknya konsensus yang luas di antara warga Palestina mengenai pengaturan politik, menyusul perang Israel melawan kelompok Islam Hamas di Gaza.

Langkah ini diambil di tengah-tengah meningkatnya tekanan AS terhadap Presiden Mahmoud Abbas untuk merombak Otoritas Palestina, seiring dengan meningkatnya upaya-upaya internasional untuk menghentikan pertempuran di Gaza, dan mulai menyusun struktur politik untuk mengatur daerah kantung tersebut setelah perang.

Pengunduran diri Mohammad Shtayyeh masih harus diterima oleh Abbas, yang mungkin akan memintanya untuk tetap menjabat sebagai caretaker sampai pengganti permanen ditunjuk.

Baca Juga: Sambut Mohammad Shtayyeh, Presiden Jokowi Tegaskan Dukung Perjuangan Kemerdekaan Palestina

Dalam sebuah pernyataan kepada kabinet, Shtayyeh, seorang ekonom akademis yang mulai menjabat pada tahun 2019, mengatakan bahwa tahap selanjutnya harus mempertimbangkan realitas yang muncul di Gaza, yang telah hancur akibat pertempuran sengit selama hampir lima bulan.

"Membutuhkan pengaturan pemerintahan dan politik baru yang mempertimbangkan realitas yang muncul di Jalur Gaza, perundingan persatuan nasional, dan kebutuhan mendesak untuk konsensus antar-Palestina," katanya dikutip Selasa (27/2/2024).

Selain itu, hal ini akan membutuhkan "perluasan otoritas atas seluruh wilayah Palestina".

Otoritas Palestina, yang dibentuk 30 tahun yang lalu di bawah perjanjian perdamaian sementara Oslo, menjalankan pemerintahan terbatas di beberapa bagian West Bank yang diduduki, tetapi kehilangan kekuasaan di Gaza setelah pertempuran dengan Hamas pada tahun 2007.

Fatah, faksi yang mengendalikan PA, dan Hamas, telah melakukan upaya untuk mencapai kesepakatan mengenai pemerintahan persatuan dan akan bertemu di Moskow pada hari Rabu.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa langkah tersebut harus diikuti dengan kesepakatan yang lebih luas mengenai pemerintahan untuk Palestina.

"Pengunduran diri pemerintahan Shtayyeh hanya masuk akal jika dilakukan dalam konteks konsensus nasional mengenai pengaturan untuk tahap berikutnya," kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.

Israel telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan mengatakan bahwa demi alasan keamanan, mereka tidak akan menerima kekuasaan Otoritas Palestina atas Gaza setelah perang pada 7 Oktober.

Baca Juga: PM Palestina Minta Dunia untuk Hentikan Serangan Israel pada Warganya

Sejauh ini, hampir 30.000 warga Palestina telah terbunuh dalam pertempuran Gaza, menurut otoritas kesehatan Palestina, dan hampir seluruh penduduknya telah terusir dari rumah mereka.

Writer: Victor Median


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters