Jumat, 13 JUNI 2025 • 15:43 WIB

AS Belum Temukan Alasan Hentikan Boeing 787 Usai Tragedi Air India

Author

Ekor pesawat Air India Boeing 787 Dreamliner yang jatuh terlihat tersangkut di sebuah bangunan setelah insiden yang terjadi di Ahmedabad, India, pada 12 Juni 2025.

INDOZONE.ID - Pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa saat ini belum ada alasan mendesak untuk menghentikan operasional Boeing 787, meskipun pesawat jenis ini terlibat dalam tragedi kecelakaan fatal Air India di Ahmedabad, India, yang menewaskan lebih dari 240 orang.

Pesawat tersebut, yang merupakan jenis Dreamliner, diketahui menabrak sebuah bangunan asrama kampus, dengan bagian ekornya terlihat menancap di lantai atas gedung tersebut.

Dalam konferensi pers pada Kamis waktu setempat, Menteri Transportasi AS Sean Duffy dan Pelaksana Tugas Kepala Administrasi Penerbangan Federal (FAA), Chris Rocheleau, menegaskan bahwa belum ditemukan data keselamatan yang menunjukkan perlunya pelarangan terbang terhadap pesawat Boeing 787 usai tragedi Air India tersebut.

Baca Juga: Selamat dari Kecelakaan, Penumpang Air India Ini Lompat Lewat Pintu Darurat

Duffy mengatakan telah berbicara dengan Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), Jennifer Homendy, dan memastikan bahwa tim gabungan dari NTSB dan FAA akan dikirim ke India untuk mendalami penyebab kecelakaan.

Tim tersebut juga akan mendapat dukungan dari Boeing sebagai produsen pesawat dan GE Aerospace sebagai pemasok mesin.

Mereka harus melihat langsung situasi di lapangan. Sekarang masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan apa pun,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Spesifikasi dan Kecanggihan Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner Milik Air India yang Jatuh di Ahmedabad

Ia juga menekankan bahwa menilai penyebab tragedi hanya dari rekaman video bukanlah pendekatan yang tepat.

Meskipun rekaman tersebut telah beredar luas, Duffy menyebut evaluasi menyeluruh terhadap kondisi Boeing 787 setelah kecelakaan harus berbasis data konkret dari lapangan.

Hingga kini, FAA tidak hentikan Boeing 787 setelah kecelakaan Air India karena belum ada bukti yang menunjukkan adanya kerusakan sistemik atau kegagalan teknis yang menjadi penyebab utama insiden.

FAA juga sedang berkoordinasi aktif dengan Boeing dan GE untuk memastikan bahwa setiap informasi teknis terbaru dikaji secara menyeluruh demi menjamin keamanan penerbangan.

Chris Rocheleau menambahkan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan penyelidikan. Bila nantinya ada informasi baru yang menunjukkan adanya risiko keselamatan, maka langkah mitigasi akan segera diterapkan.

Duffy juga menegaskan bahwa FAA siap mengirimkan tambahan tim dan sumber daya ke India untuk memperoleh data yang dibutuhkan demi menjamin keamanan publik dalam menggunakan moda transportasi udara ini.

Keamanan Boeing 787 pasca insiden Air India menjadi perhatian utama tidak hanya di AS, tetapi juga secara global, mengingat pesawat ini merupakan salah satu armada unggulan jarak jauh yang digunakan banyak maskapai besar dunia.

Namun, para pejabat menekankan bahwa keputusan untuk terus mengoperasikan Boeing 787 didasarkan pada evaluasi teknis yang ketat, bukan tekanan publik atau spekulasi.

Banyak pihak yang mempertanyakan, mengapa Boeing 787 tetap terbang pasca tragedi Air India yang menelan korban jiwa dalam jumlah besar.

Jawabannya, menurut Duffy dan Rocheleau, karena belum ada temuan konkret yang menunjukkan bahwa pesawat tersebut memiliki masalah struktural atau sistemik yang bisa membahayakan penerbangan lainnya.

Pemerintah AS menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti setiap rekomendasi keselamatan yang muncul dari hasil investigasi.

Mereka menyatakan tidak akan ragu mengambil keputusan penting demi melindungi penumpang, namun juga memastikan bahwa setiap langkah diambil berdasarkan bukti yang valid dan bukan asumsi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Washington Post