GIK UGM Jadi Penghubung Bertemunya Bibit-bibit Pengusaha Dalam Acara 'Meet The Investor #2'
INDOZONE.ID - Dalam komitmennya mewujudkan semangat pertumbuhan dunia wirausaha kreatif, APKJ (Asosiasi Pengusaha Kreatif Jaya), bekerja sama dengan GIK UGM dan G-Media kembali menyelenggarakan Meet The Investor #2 sebagai ruang pertemuan antara ide, strategi, dan peluang nyata.
Acara ini berlangsung selama dua hari belum lama ini di GIK UGM, menjadi saksi dari lahirnya berbagai kolaborasi, diskusi berkualitas, hingga pitch deck yang menginspirasi.
Menurut keterangan panitia, acara ini bukan sekadar seminar atau ajang pitching biasa, melainkan festival bisnis yang menghidupkan semangat bertumbuh, saling belajar, dan membuka akses menuju dunia investasi.
Hari Pertama: Ekosistem yang Terbangun, Ruang yang Terbuka
Hari pertama dibuka dengan G-Media Session, diisi langsung Managing Director dari G-Media, Budiyanto.
Dalam paparannya, Budiyanto menjelaskan ekosistem bisnis G-Media yang tidak hanya terbatas pada penyediaan layanan digital, tapi juga berkontribusi dalam pembangunan komunitas wirausaha.
"G-Media menghadirkan kelas-kelas kecil gratis hasil kolaborasi dengan berbagai komunitas seperti MoM (Minutes of Manager). Kelas-kelas ini dirancang untuk menjadi ruang belajar praktis bagi pelaku usaha, agar terus berkembang melalui pengetahuan dan jaringan yang relevan," ujar Budiyanto.
BACA JUGA: Konsisten dan Inspiratif, Inovasi Kabupaten Banyuwangi Dipelajari Akademisi UGM
Sorotan utama pada hari pertama yakni Speed Dating Business & Investor, sebuah format unik yang mempertemukan 75 tim bisnis terkurasi, dengan lebih dari 30 investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Tim-tim ini sebelumnya telah melalui proses seleksi pitch deck yang ketat, dan di hari itu, mereka berkesempatan menyampaikan ide dan model bisnis mereka secara langsung di hadapan para investor," jelas Budiyanto.
Hari Kedua: Tiga Sesi Strategis, Tiga Sudut Pandang Kunci
Hari kedua adalah refleksi dan perencanaan. Tiga sesi talkshow disajikan dengan kurasi topik yang saling melengkapi: keuangan, ekonomi makro, dan strategi pertumbuhan bisnis.
Sesi 1: Financial Industry – Kesiapan Ekosistem Investasi dalam Mendorong Inovasi Bisnis
Dipandu oleh Yuricho Billy, sesi ini menghadirkan dua tokoh utama:
• Aryo Wiryawan, Chairman Jala Tech & CEO Indmira
• Peter Shearer, Founder & CEO Wahyoo
Dalam paparannya, Aryo menjelaskan, model pendanaan sangat bergantung pada karakter model bisnisnya.
“Misalnya, bisnis dengan proses riset panjang tidak bisa disamakan pendekatannya dengan bisnis F&B. Yang satu butuh kesabaran, yang lain bisa langsung ke equity,” ungkapnya.
Sementara itu, Peter Shearer mengingatkan pentingnya mentalitas sebelum mencari modal.
“Penolakan adalah bagian dari proses. Kalau tidak siap mental, jangan dulu bicara investasi,” ujarnya.
Sesi 2: Economic & Investment Outlook – Peluang dan Risiko di Tengah Dinamika Global
Dengan Dara Mawar sebagai moderator, sesi ini mendalami lanskap ekonomi dari dua narasumber:
• Raymond Chin, Investor & Content Creator
• Salman Subakat, Co-Founder ParagonCorp
Raymond menyoroti pergeseran paradigma investor.
“Dulu, yang dicari adalah upside besar, sekarang yang utama adalah don’t lose money. Grow tetap penting, tapi harus realistis,” katanya.
Sementara Salman mengatakan, jika cara pandang sejumlah pengusaha pun saat ini mulai berubah.
“Kita dulu bicara expected market, sekarang fokus ke real market. Validasi pasar adalah titik awal yang krusial," ucap Salman.
Sesi 3: Business Scale Up – Tantangan, Strategi, dan Momentum
Sesi terakhir sekaligus penutup rangkaian acara dipandu oleh Jadid Purwaka, dengan panel pembicara yang mewakili berbagai spektrum bisnis:
• Budiyanto – Managing Director G-Media
• Nizar Bawazier – CEO Importa Group
• Amiyandra – Principal, 1982 Ventures
• Budi Satria Isman – ex-Group Director Coca-Cola & CEO Sarihusada Danone
Budiyanto kembaku mengatakan, dalam bisnis, masalah adalah makanan sehari-hari.
"Yang membedakan adalah apakah kita bisa mengubahnya menjadi peluang atau tidak," ujarnya
Kemudian Amiyandra perspektif investor, menyoroti pentingnya validasi pasar.
“Kalau market-nya gak ada, pertimbangannya jadi jauh lebih kompleks," katanya.
Adapun Nizar Bawazier menyatakan, bisnis itu soal momentum. Tantangannya adalah, apakah kita cukup jeli dan cukup siap untuk memanfaatkannya atau tidak.
BACA JUGA: Demi Tarik Investor dan Saingi Indonesia, Thailand Berusaha Gabung dengan OECD
Sementara Budi Satria Isman memberikan penutup yang reflektif.
“Tidak semua bisnis siap untuk scale-up. Ada tahapan yang harus dilalui. Kesadaran akan hal ini penting agar ekspansi tidak menjadi jebakan," jelas Budi.
Lebih lanjut, Meet The Investor #2 tidak hanya menciptakan ruang untuk pembisnis saling berkumpul, tapi mempertemukan bisnis owner dengan para investor.
Dengan konsep yang inklusif, ekosistem yang suportif, dan forum diskusi yang tajam, acara ini membuktikan, pertumbuhan bisnis bukan mitos bisa dibangun, dimulai, dan dimenangkan bersama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Keterangan Pers