Kamis, 01 MEI 2025 • 14:09 WIB

Harapan Warga Parkir ABA Malioboro Ikut Turun Ke Jalan Peringati Hari Buruh Internasional

Author
 
INDOZONE.ID - Dalam rangka memperingati May Day atau Hari Buruh Internasional 2025, ribuan buruh dan pekerja se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun ke jalan.

Massa datang sekitar pukul 09.00 WIB untuk berkumpul di Tugu Pal Putih. Dilanjutkan menuju titik Parkir Abu Bakar Ali (ABA).

Mereka membawa sejumlah poster tuntutan dan ada juga massa yang berprofesi tukang becak turut menyuarakan tuntutannya.
 
Berdasarkan pantauan, para personil gabungan TNI dan Polri terlihat berjaga-jaga di sepanjang Tugu Pal Putih hingga Titik Nol Km. Berdasarkan data Polresta Yogyakarta, sebanyak 1.114 personel gabungan disebar disejumlah titik yang dilewati massa aksi Hari Buruh.

Ketua DPD KSPSI DIY, Kinardi, mengatakan, aksi May Day kali ini berbeda dibanding sebelumnya. Pasalnya, selain menyuarakan hak buruh terhadap upah yang layak juga untuk mendukung warga ABA yang mana dilokasi tersebut nantinya digusur dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

"Hari ini ada yang berbeda, mengapa? Karena selain aksi May Day, kita juga bersama teman-teman (ABA). Disinilah kita melakukan deklarasi anti-penggusuran bagi warga Abu Bakar Ali (ABA), yang hari ini sebentar lagi akan digusur oleh pemerintah," kata Kinardi kepada wartawan disela-sela aksi, Kamis 1 Mei 2025.

Adapun pembacaan deklarasi tolak penggusuran tersebut dibacakan oleh Ketua MPBI DIY, Irsad Ade Irawan dihadapan massa.

"Kami massa berbagai elemen masyarakat yang menyatakan bahwa tanah adalah ruang hidup dan tempat tinggal adalah asasi setiap manusia. Kami menolak dengan tegas segala bentuk pengusuran, penampasan tanah, dan komersialisasi ruang hidup yang mengorbankan rakyat," tegas Irsad saat membacakan orasi.
 
 
Perwakilan warga Lempuyangan melakukan orasi di May Day

"Oleh karena itu, pembangunan tidak boleh mengorbankan setiap rakyat. Bahwa sejarah panjang berdekatan dibangun dari semangat berkembang dan solidaritas antar warga. Bukan atas nama penjabat dan bukan atas nama penggusuran," sambung Irsad.
 
Oleh karena itu, seluruh rakyat Yogyakarta menyatakan:

1. Kami menyatakan bahwa : Setiap Warga berhak atas tempat tinggal yang layak dan aman.

2. Setiap Warga berhak untuk mendapatkan ruang hidup dan ruang untuk berkegiatan usaha

3. Proyek pembangunan tidak boleh dijalankan tanpa persetujuan rakyat yang terdampak.

4. Negara wajib melindungi rakyat, bukan menjadi alat kekuasaan untuk menggusur mereka.

5. Kami menolak segala bentuk intimidasi, kekerasan, dan kriminalisasi terhadap warga yang mempertahankan tanah dan ruang hidup dan mata pencahariannya.

6. Kami menolak penggusuran TKP Abu Bakar Ali dan warga kampung Lempuyangan Yogyakarta bila tanpa tidak memberikan solusi atas kesejahteraan warga di dalamnya.

7. Kami menolak relokasi Pedagang Malioboro yang mengatasnamakan Sumbu Filosofi jika hanya pada akhirnya mereka tidak mampu untuk hidup layak.

"Jogja bukan untuk dijual (didol) tapi Jogja untuk rumah bersama," tutup orasi Irsad.

Mewakili rekan sejagadnya di lokasi ABA tersebut, Doni Rulianto selaku Pengelola TKP ABA meminta bantuan kepada massa aksi untuk tetap solidaritas bersamanya menolak penggusuran.
 
 
Momen tukang becak dalam aksi May Day hari ini (1/5)

"Sekarang apa yang menjadi harapan masyarakat ABA, kami hanya ingin tetap di ABA, karena ini mata pencaharian kita. Jadi, mohon dukungan teman-teman semua agar tidak jadi digusur. Kalau kita akan digusur, ini sama saja menyuruh orang bunuh diri," ucap Doni Rulianto dihadapan massa aksi.

Massa kembali bergerak menuju kantor DPRD DIY dipimpin Bregada kas Kota Pelajar/Budaya itu. Di depan gedung wakil rakyat ini, massa kembali berorasi menyuarakan tuntutannya. Pasca berorasi, massa kembali longmarch menuju Titik Nol Km.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung