Rabu, 23 APRIL 2025 • 22:13 WIB

Krisis Stok Darah, PMI Boyolali Jemput Bola ke Sekolah demi Selamatkan Nyawa

Author

PMI Boyolali bekerja sama dengan Alumni Madrasah Aliyah Negeri 1 (Almansa) Boyolali melakukan aksi jemput bola dengan mendatangi sejumlah lokasi dan sekolah-sekolah untuk menggalang donor darah.

INDOZONE.ID — Beberapa minggu terakhir, stok darah di PMI Cabang Boyolali mengalami penurunan signifikan.

Per Rabu (23/4/2025), stok darah golongan A dan O bahkan tercatat kurang dari 25 kantong.

Padahal, setiap hari PMI Boyolali menjadi rujukan pengambilan darah dari 13 rumah sakit di wilayah Boyolali, Salatiga, Klaten, hingga Solo Raya.

Menghadapi kondisi ini, PMI Boyolali bekerja sama dengan Alumni Madrasah Aliyah Negeri 1 (Almansa) Boyolali melakukan aksi jemput bola dengan mendatangi sejumlah lokasi dan sekolah-sekolah untuk menggalang donor darah.

Dalam satu hari, PMI Boyolali menerjunkan dua tim ke berbagai titik demi memenuhi kebutuhan stok darah.

Baca Juga: Kecelakaan 2 Motor di Jember, Salah Satu Korban Masih Berseragam Sekolah MTS

Salah satu lokasi pengambilan darah dilakukan di MAN 1 Boyolali pada Rabu pagi.

Puluhan siswa, civitas akademika, dan alumni MAN 1 Boyolali tampak antusias mengisi formulir skrining kesehatan dari PMI.

Setelah proses administrasi, para pendonor menjalani pemeriksaan kesehatan oleh petugas, mulai dari cek tensi darah, tinggi badan, riwayat penyakit, hingga kondisi kesehatan saat ini.

Beberapa siswa mengaku ini merupakan pengalaman pertama mereka mendonorkan darah.

Baca Juga: Kasus Pembakaran Mobil Polisi di Depok, Polda Metro: Negara Tak Boleh Kalah oleh Preman!

Ada yang merasa takut namun tetap mencoba, sementara beberapa lainnya gagal karena alasan medis.

Salah satunya adalah siswi yang memiliki riwayat asma.

Petugas PMI Boyolali, Ruly Astuti, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya gencar melakukan mobil unit atau jemput bola ke para pendonor.

“Sehari kami bisa menerjunkan dua tim ke dua lokasi berbeda, untuk mengejar target agar stok darah tetap aman,” ujarnya.

“Stok darah hari ini untuk golongan A hanya tersisa kurang dari 25 kantong. Sementara RSUD Pandan Arang Boyolali saja bisa meminta 30 kantong dalam satu kali pengambilan. Golongan darah O juga kondisinya belum aman,” jelas Ruly.

Ia menambahkan, kriteria untuk menjadi pendonor di antaranya adalah berat badan minimal 48 kg, tekanan darah minimal 100/110, kadar hemoglobin antara 12,5 hingga 17, serta tidak sedang mengonsumsi obat dalam tiga hari terakhir.

Pendonor dengan riwayat asma, penyakit jantung, ibu hamil atau menyusui, serta perempuan yang sedang menstruasi tidak diperbolehkan mendonor.

Ruly berharap kolaborasi seperti dengan MAN 1 Boyolali dan Almansa ini bisa terus dilakukan agar stok darah di PMI Boyolali tetap tersedia, mengingat tingginya permintaan dari rumah sakit di berbagai wilayah.

Sementara itu, Salma Diana Putri Utami (16), siswi kelas XI C MAN 1 Boyolali, mengaku kecewa karena gagal mendonor.

“Saya ingin sekali membantu orang yang membutuhkan darah. Tapi karena punya riwayat asma, saya tidak lolos skrining. Semoga lain waktu bisa ikut donor kalau sudah memenuhi syarat,” katanya.

Ketua Alumni MAN 1 Boyolali (Almansa), Samsul Arifin, menjelaskan bahwa kegiatan donor darah ini merupakan bagian dari rangkaian Reuni Akbar dan Milad ke-47 MAN 1 Boyolali.

“Kami mengadakan berbagai kegiatan, termasuk donor darah massal untuk siswa, guru, civitas akademika, dan alumni," katanya.

Selain donor darah, acara lainnya adalah sema’an Al-Qur’an 30 juz secara bilghoib yang dibawakan oleh alumni, ustaz/ustazah pengampu asrama boarding school, serta para siswa penghafal Al-Qur’an.

“Kami berharap kegiatan ini membawa kelancaran bagi acara Milad MAN 1 Boyolali dan SPMB tahun 2025 nanti. Target kami adalah mengumpulkan 50 hingga 80 kantong darah untuk PMI Boyolali,” ujar Samsul.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan