INDOZONE.ID - Seorang remaja 17 tahun di Wisconsin, Amerika Serikat (AS) ditangkap setelah diduga membunuh kedua orang tuanya demi menjalankan rencana menggulingkan pemerintah Amerika Serikat dan membunuh Presiden Donald Trump.
Nikita Casap, nama remaja tersebut, menghadapi dakwaan pembunuhan tingkat pertama serta tuduhan menyembunyikan mayat.
Selain itu, ia juga dijerat kasus pencurian barang bernilai lebih dari 10.000 dolar serta penyalahgunaan identitas untuk memperoleh uang.
Kasus ini tak berhenti di ranah kriminal negara bagian. FBI tengah mendalami kemungkinan tuduhan federal yang jauh lebih serius, konspirasi pembunuhan presiden hingga penggunaan senjata pemusnah massal.
Baca Juga: Respons Kebijakan Donald Trump, Uni Eropa dan UEA Sepakat Memulai Pembicaraan Perdagangan Bebas
Mayat Ditemukan di Rumah Keluarga
Melansir ABC News, Tatiana Casap (35) dan Donald Mayer (51), ibu dan ayah tiri Nikita, ditemukan meninggal dunia pada 1 Maret 2025, di rumah mereka sendiri di Waukesha County.
Polisi yang mendatangi lokasi melakukan penggeledahan dan menemukan materi digital yang mencengangkan di HP sang remaja.
Menurut penyelidik, di dalam ponsel tersebut ditemukan bukti keterkaitan Nikita dengan kelompok ekstremis “The Order of Nine Angles”.
Baca Juga: Donald Trump Tunda Kenaikan Tarif Selama 90 Hari, Khusus untuk China Tetap Naik 125 Persen!
Kelompok ini dikenal memiliki pandangan radikal berbau supremasi kulit putih dan ideologi Neo Nazi.
Dalam dokumen pengadilan, FBI menyebut adanya catatan yang ditulis Nikita sendiri.
Di dalamnya, ia menyerukan "pembunuhan Trump dan revolusi demi menyelamatkan ras kulit putih."
Salah satu gambar bahkan menunjukkan sosok Adolf Hitler dengan teks ekstremis, "HAIL HITLER HAIL THE WHITE RACE HAIL VICTORY."
Rencana Serangan dan Bantuan dari Orang Lain
Penyelidik menyebut bahwa Nikita tak bergerak sendiri.
“Ia berhubungan dengan pihak lain mengenai rencananya untuk membunuh Presiden dan menggulingkan pemerintah Amerika Serikat,” ungkap FBI dalam pernyataan resmi.
“Dan ia membayar, setidaknya sebagian, sebuah pesawat nirawak dan bahan peledak untuk digunakan sebagai senjata pemusnah massal guna melakukan serangan,” lanjut pernyataan tersebut.
Lebih mengejutkan lagi, ada indikasi bahwa orang lain mengetahui rencana ini dan turut membantu Nikita.
Artinya, ini bukan sekadar fantasi berbahaya dari seorang remaja, tapi bisa jadi bagian dari upaya yang lebih besar dan terorganisir.
Nikita Casap sudah menjalani sidang pendahuluan pada 9 April 2025. Ia belum mengajukan pembelaan dan kini masih ditahan.
Sidang pembacaan dakwaan dijadwalkan pada 7 Mei 2025 mendatang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ABC News