Kamis, 03 APRIL 2025 • 17:00 WIB

Kisah Relawan di Jember, Berjaga 24 Jam di Pantai Meski Lebaran

Author

Kisah Relawan di Jember bertugas jaga pantai saat Lebaran 2025.

INDOZONE.ID - Lebaran seharusnya jadi momen berkumpul dengan keluarga, bersilaturahmi, dan menikmati kebersamaan setelah sebulan penuh berpuasa.

Namun, bagi para relawan di Jember, momen itu harus dikorbankan demi memastikan keselamatan para wisatawan di pantai.

Sejak hari pertama Idul Fitri 1446 H hingga seminggu ke depan, mereka berjaga di sepanjang pantai untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan mendirikan tenda dan bersiaga 24 jam di tepi laut.

Baca Juga: Lalu Lintas Normal, Contraflow di Tol Jagorawi Arah Puncak Dihentikan

Tinggalkan Keluarga, Demi Keselamatan Wisatawan

"Alasan mendirikan kemah 24 jam di pantai ini, ya karena kita dimintai tolong untuk diperbantukan melakukan pengamanan pasca lebaran di pantai. Kita sudah bersilaturahmi, tapi ya terbatas itu. Kami bekerja secara sukarela. Apalagi surat tugas kami sudah turun sejak tanggal 31 Maret 2025 - 7 April 2025," ujar Viky Septian, anggota Relawan Barat Daya Jember, Kamis (3/4/2025).

Kisah Relawan di Jember bertugas jaga pantai saat Lebaran 2025 hingga dirikan tenda.

Viky tidak sendirian. Ia bertugas bersama sembilan rekannya yang berjaga secara bergantian di dua lokasi, yakni Pantai Paseban dan Pantai Karanganyar.

Tak hanya mereka, petugas dari berbagai instansi juga ikut serta, termasuk Relawan MDMC, Kokam, BPBD Jember, kepolisian, TNI, Satpol PP, petugas Dinas Kesehatan, serta perangkat desa setempat.

Baca Juga: 5 Hari Terkubur, Seorang Pria Ditemukan Selamat di Reruntuhan Gempa Myanmar

Dihadapkan dengan Wisatawan yang Tak Peduli Keselamatan

Tugas utama mereka adalah mengingatkan para pengunjung agar selalu waspada, terutama karena pantai-pantai di kawasan selatan terkenal dengan ombaknya yang ganas dan tak bisa diprediksi.

Kisah Relawan di Jember bertugas jaga pantai saat Lebaran 2025 hingga dirikan tenda.

Namun, tantangan terbesar justru datang dari wisatawan sendiri.

"Banyak pengunjung pantai yang abai dengan keselamatannya sendiri. Bahkan tidak menghiraukan himbauan petugas keamanan maupun relawan," keluh Viky.

Menurutnya, meski sudah diberikan peringatan, masih banyak pengunjung yang nekat bermain terlalu dekat dengan ombak.

Ada yang bahkan tetap berada di pantai hingga malam hari. Kondisi ini membuat para relawan harus ekstra waspada.

"Bahkan karena jengkelnya, kami keliling pantai sambil teriak-teriak. Bukan kita marah, tapi menghimbau untuk selalu waspada. Jangan sampai niat berlebaran malah berakhir duka. Kami saja yang tidak bisa silaturahmi penuh sudah harus bertugas, semoga ini jadi kesadaran bagi pengunjung pantai," imbuhnya.

Prediksi Lonjakan Wisatawan Saat Lebaran Ketupat

Hingga H+4 Lebaran, jumlah pengunjung di dua pantai tersebut sudah mencapai sekitar 300 orang per hari.

Angka ini diperkirakan akan terus meningkat, terutama menjelang Lebaran Ketupat, saat banyak keluarga memanfaatkan liburan untuk berwisata.

"Biasanya saat Lebaran Ketupat, jumlah pengunjung bisa melonjak drastis. Makanya kami harus tetap berjaga dan memastikan semuanya berjalan dengan aman," tambahnya.

“Bagi para relawan ini, pengorbanan waktu bersama keluarga bukanlah hal yang mudah. Namun, mereka tetap menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. "Lebaran memang waktu untuk berkumpul, tapi menjaga keselamatan orang banyak juga bagian dari kepedulian," pungkas Viky.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan