Rabu, 05 FEBRUARI 2025 • 21:20 WIB

Jadi Pilot Project Pengelolaan Sampah Berbasis Transporter, Lurah Gunungketur: Awal Kota Yogya Jadi Bersih

Author

Pilot project penanganan sampah sistem tranporter di Kelurahan Gunungketur, Kota Yogyakarta

INDOZONE.ID - Pengelolaan sampah dapat disebut sebagai ‘pintu masuk’ dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan, karena sampah merupakan isu multisektor yang berdampak pada berbagai aspek di masyarakat dan juga ekonomi.

Melihat hal itu, dua wilayah di Kota Yogyakarta inilah menjadi pilot project menerapkan pengelolaan sampah itu melalui 'Launching Pengelolaan Sampah Berbasis Kewilayahaan dengan Transporter". Dua wilayah itu yakni Kelurahan Gunungketur dan Kelurahan Keraton.

Lurah Gunungketur, Sunarni mengatakan, kegiatan ini sudah mendapatkan kesepakatan bersama masyarakat dan pemangku wilayah setempat.

Menurutnya, ini jadi langkah awal yang strategis dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat melalui pengelolaan sampah berbasis kewilayahan.

"Kegiatan ini sudah disepakati semua warga dan Alhamdulillah ini didukung dari bank sampah semua hadir dan dari RT/RW, LPMK, dan kemudian dari transporter sendiri. Melalui jasa transporter, ini adalah sebuah usaha bagaimana menangani sampah yang berbasis kewilayahan agar warga tidak membuang seperti lempar-lempar, bahkan antri panjang dan sebagainya," katanya saat ditemui dilokasi usai launching, pada Senin (3/2/2025).

Pengelolaan sampah transporter adalah kegiatan membawa sampah dari sumber ke tempat pembuangan akhir (TPA) menggunakan kendaraan bermotor.

Baca Juga: Kerjasama Pemkab Gunungkidul Dengan Swasta Untuk Pengelolaan Sampah Teknologi RDF Dengan

Secara keseluruhan meliputi mulai dari pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, perawatan sampah, pembuangan sampah, hingga monitoring dan regulasi manajemen sampah. 

Disebutnya di wilayah itu belum semuanya warga terdata sebagai pelanggan transporter. Dengan begitu, usai launching pengelolaan sampah ini, harapannya 100 persen warga sudah terdata.

"Memang di kami itu belum semuanya menjadi pelanggan (transporter). Jadi harapan kedepan sudah 100 persen, sekarang ini masih kurang sekitar 15 persenan untuk menjadi pelanggan. Data yang belum berlangganan ini akan menjadi sasaran kami, apakah memang dia membuang sampah sembarangan atau mengolah sendiri ini menjadi PR kami," ucapnya.

"Jadi akan ketemu nanti yang sudah berlangganan dan yang belum itu akan kami tindak lanjuti. Alhasil, Kota Yogyakarta semakin tertata dan bebas sampah, otomatis investor semakin banyak kesini," sambungnya.

Untuk wilayah Gunungketur nantinya hanya ada 9 transporter yang mengangkut sampah. Dengan catatan, sampah-sampah tersebut sudah dalam kondisi terpilah.

Harapan Jadi Percontohan

Lurah Gunungketur, Sunarni

"Nanti yang ke sana hanya 9 transporter dan semua itu dalam kondisi sudah terpilah. Dan kenapa (harus) sudah terpilah? kalau sudah terpilah itu otomatis kan menjadi bahan baku yang bisa dijual. Nah ini sebuah usaha juga mengedukasi warga agar mau memilah sampah. Karena ini sudah kesepakatan ketika warga tidak mau memilah, maka transporter tidak akan mengambil sampah tersebut. Nah, ini menjadi pukulan juga toh kalau tidak memilah maka tidak akan diambil (transporter)," jelasnya.

Terkait biaya, kata Sunarni menuturkan bahwa pemerintah tidak bisa memberikan patokan biaya langganan transporter-nya.

Baca Juga: Kerjasama Pemkab Gunungkidul Dengan Swasta Untuk Pengelolaan Sampah Teknologi RDF Dengan

"Untuk transporter sendiri itu pemerintah tidak boleh memberikan patokan atau menentukan. Jadi biaya transporter silahkan dibicarakan secara kekeluargaan di masing - masing wilayah. Jadi beda - beda, ada yang rata rata 30, ada yang berjenjang, ada yang subsidi silang dan sebagainya. Intinya tidak tidak bisa disamaratakan," tandasnya.

Mantri Pamong Praja Kemantren Pakualaman, Saptohadi menambahkan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Komisi A DPRD DIY, mengapresiasi langkah Kelurahan Gunungketur tersebut.

Ia berharap, melalui kolaborasi ini, Kelurahan Gunungketur dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan di wilayah Kota Yogyakarta dan dapat selesai di tahun 2025 ini.

"(Langkah) ini harus segera diikuti oleh kelurahan yang lainnya maupun teman - teman pemerhati sampah yang ada. Sehingga apa yang dilakukan oleh teman - teman di Gunungketur ini akan segera dilanjutkan oleh kelurahan yang lain meski (mungkin) dengan tipikal yang berbeda," tandasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung