Berisikan Konten Representatif Masa Lalu, Pemda DIY Siap Lakukan Pembangunan Awal JPG Tahun Ini
INDOZONE.ID - Tahapan demi tahapan pembangunan 'Jogja Planning Gallery' (JPG) yang berada di kawasan Sumbu Filosofi, atau Tepatnya di Malioboro terus berlangsung.
Setelah di tahun 2024 lalu dilakukan perumusan konten atau isi JPG, tahun 2025 ini tim teknis akan mencapai ketentuan Heritage Impact Assessment (HIA).
Kepala Dinas PUESDM DIY, Anna Rina Herbranti, mengatakan, HIA atau Analisis Dampak Pusaka adalah kajian yang dilakukan, untuk menilai dampak pembangunan pada nilai-nilai penting suatu kawasan.
Kajian ini dilakukan untuk memastikan bahwa pembangunan tidak merusak nilai-nilai penting kawasan tersebut.
“Semua pembangunan yang ada di kawasan Sumbu Filosofi harus ada HIA. Kajian HIA ini yang akan kita lakukan dulu di tahun ini, setelah tahun kemarin kajian konten kami lakukan dan sudah kami paparkan tadi. Setelah itu, baru akan disusun Detail Engineering Design (DED) interiornya,” ungkapnya belum lama ini.
Sebagai pimpinan bidang teknis pembangunan JPG, Anna menuturkan, setiap pembangunan yang dilakukan Pemda DIY tentu ada tahapannya. Tahap awal pembangunan JPG akan diselaraskan dengan waktu perpindahannya DPRD DIY ke gedung yang baru.
JPG nantinya akan berdiri di atas tanah bekas Teras Malioboro 2, dan lahannya saat ini masih digunakan sebagai kantor DPRD DIY.
“Tentu kami juga akan bertepatan waktu pembangunan dengan kepindahan kantor DPRD DIY. Namun memang tadi, ngarsa dalem dawuh, kalau bisa lebih cepat akan lebih baik, tentu juga jika sudah ada anggarannya,” jelasnya.
Terkait rencanan bangunan JPG, sesuai dengan hasil sayembara desain bangunan JPG, yang telah digelar Pemda DIY pada tahun 2022 lalu.
Lalu, sesuai Arah Gubernur DIY, hasil karya tiga pemenang sayembara akan diharmonisasikan, dan diwujudkan pada fasad JPG nantinya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono mengatakan, JPG bukan hanya sekedar bangunan yang menceritakan tentang keberlanjutan Yogya, namun juga jiwa atas Yogya.
Kisah alur kehidupan yang mengiringi perjalanan manusia, sejak lahir sampai harapan ke depannya, juga akan menguatkan Falsafah Hamamayu hayuning bawono.
“Tadi kami memaparkan terkait konten pembangunan JPG kepada Ngarsa Dalem, bagaimana isi lebih detailnya, termasuk pentahapan pembangunan JPG nantinya. Keberadaan JPG nantinya juga diharapkan menjadi sumber informasi bagi masyarakat, baik dalam negeri maupun mancanegara dalam memahami konsepsi hamamayu hayuning bawono yang sebenarnya,” katanya.
BACA JUGA Dukung Larangan Merokok di Malioboro, Sultan HB X: Jangan Denda Dulu
Lanjut Beny menegaskan, tahapan pembangunan JPG tentu akan terus berjalan. Kemungkinan besar juga akan dilakukan reposisi kegiatan pembangunan agar tidak tertundanya proses.
“(Tahapan pembangunan) Yang bisa dilakukan dulu akan langsung dilakukan, dan yang belum bisa dilakukan akan dikerjakan belakangan. Intinya jangan sampai Teras Malioboro 2 sudah dipindah, tapi di lokasi asalnya tidak ada kegiatan selama bertahun-tahun,” ujar Benny.
Diharapkan Pemda DIY, JPG tidak hanya menjadi pusat kunjungan masyarakat, tapi juga menjadi pusat pembelajaran.
Atau dengan kata lain, JPG nanti berisi konten representasi dari masa lalu, menuju masa kini dan masa depan. Titik tolaknya dimulai dari era Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Nantinya, akan ada perbedaan materi dengan diorama arsip Jogja di DPAD, Museum Sonobudoyo, ataupun pameran materi di Benteng Vredeburg.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Keterangan Pers