INDOZONE.ID - Kurangnya pendanaan dapat memengaruhi kemampuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menjaga aliran bantuan di tingkat yang ditargetkan selama masa gencatan senjata di Gaza, menurut pernyataan seorang pejabat PBB kepada Reuters.
Perang yang berlangsung selama 15 bulan telah merenggut lebih dari 47.000 nyawa warga Palestina dan meninggalkan sebagian besar wilayah Gaza dalam kehancuran.
Ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan bergantung sepenuhnya pada bantuan luar untuk bertahan hidup.
Sejak kesepakatan gencatan senjata yang dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025, pengiriman bantuan harian telah meningkat sepuluh kali lipat, melampaui target 600 truk per hari selama tujuh minggu pertama gencatan senjata, menurut data PBB.
Baca Juga: Hari Pertama Gencatan Senjata Gaza, 3 Sandera Israel Dibebaskan dan 90 Tahanan Palestina Dilepaskan
Muhannad Hadi, Koordinator Kemanusiaan untuk Wilayah Palestina yang Diduduki, mengatakan kepada Reuters bahwa ia "sangat puas" dengan perkembangan awal ini, namun menyoroti kekhawatiran terkait pendanaan.
“Pendanaan adalah masalah utama. Kami membutuhkan dana segera agar dapat terus menyediakan bantuan selama 42 hari, tetapi juga setelah itu, karena kami berharap bisa melanjutkan dari fase pertama ke fase kedua,” ujarnya setelah kembali dari kunjungannya ke Gaza awal pekan ini.
Hadi menggambarkan suasana penuh kegembiraan dan kelegaan di Gaza, dengan banyak warga tersenyum serta berharap untuk kembali ke puing-puing rumah mereka dan memulai kembali kehidupan mereka.
“Saya menerima pesan yang sangat jelas dari warga. Mereka tidak ingin terus bergantung pada bantuan kemanusiaan. Mereka ingin membangun kembali hidup mereka ... Kita tidak boleh mengecewakan mereka,” tegas Hadi.
Tahun ini, PBB membutuhkan pendanaan sebesar US$4,1 miliar (Rp 66 Triliun) untuk wilayah Palestina yang diduduki, dengan hampir 90 persen di antaranya dialokasikan untuk Gaza.
Baca Juga: Gencatan Senjata di Gaza Resmi Dimulai Setelah Alami Penundaan
Namun, hingga saat ini, pendanaan yang tersedia baru mencapai 3,6 persen dari kebutuhan.
Ketika ditanya bagaimana PBB berhasil meningkatkan pasokan bantuan dengan cepat, Hadi mengaitkannya dengan perbaikan keamanan bagi konvoi bantuan.
Ia mengaku melihat kehadiran polisi lokal di berbagai lokasi selama kunjungannya. “Pemusnahan dan penjarahan telah berkurang drastis,” katanya.
Namun, salah satu tantangan yang masih dihadapi para pekerja kemanusiaan adalah sulitnya mengangkut makanan dan persediaan melalui jalanan Gaza yang rusak.
Banyak warga yang bergerak mencari bantuan dan kembali ke wilayahnya.
Hadi menambahkan bahwa tantangan ini bisa semakin sulit pada akhir pekan, saat ribuan orang diperkirakan akan diizinkan kembali ke Gaza utara sesuai kesepakatan gencatan senjata.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com