INDOZONE.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai berjalan akhir tahun ini di awal pemerintahan Presiden Prabowo. Pemerintah bahkan sudah menyiapkan anggaran Rp71 triliun untuk 2025.
Namun anggaran Rp71 triliun untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai kurang. Saking kurangnya anggaran, pemerintah akhirnya memangkas bujet makan per porsi, yang awalnya Rp15 ribu menjadi Rp10 ribu.
Kenapa demikian? Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkap kalau anggaran senilai Rp71 triliun sebenarnya sangat kurang. Pemerintah perlu menambah agar targetnya maksimal.
“Jelas anggaran kita tahun depan Rp71 triliun, dianggarkan (per porsinya) Rp10 ribu. Tentu mungkin belum cukup dengan yang kita harapkan,” dalam acara Uji Coba Makan Siang Gratis Grab & OVO di Kulon Progo.
Baca Juga: Prabowo Tetapkan Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp10 Ribu Per Anak, Ahli Gizi UNY: Bisa Tapi...
Menurut Menko Zulhas, anggaran ideal Makan Bergizi Gratis yang perlu disiapkan yaitu Rp400 triliun. Namun karena anggaran terbatas ini, ia akan memaksimalkan sehingga bisa sebanyak mungkin anak-anak bisa mendapatkan Makan Bergizi Gratis untuk mencegah malnutrisi.
“Kalau semua diperkirakan itu Rp400-an triliun, tapi APBN kita baru cukup Rp71 triliun,” ungkapnya.
Di samping itu, kolaborasi dengan pihak swasta menjadi salah satu solusi. Grab & OVO yang sudah menjalankan program pembagian Makan Bergizi Gratis di 7 kota Indonesia.
Baca Juga: Makan Siang Gratis Diuji Coba di Solo, Ini Menu yang Didapat Siswa dengan Bujet Rp15 Ribu
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyebut, program ini sudah berjalan sejak September-Desember 2024. Anak-anak yang dapat makan siang gratis dipantau selama 90 hari dan melihat perbedaan hasilnya.
Salah satunya anak-anak di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Kulon Progo, mendapat makan siang gratis dengan menu proper. Dalam satu piring, anak-anak mendapat nasi dengan lauk ayam, tumis buncis wortel, pisang dan susu.
“Kami berkomitmen untuk membantu pemerintah untuk menyukseskan program ini. Selama 3 bulan kami adakan di 7 sekolah, 3 di antaranya di sekolah Muhammadiyah. Ada 1500 siswa yang dpaat ini dan 126 guru yang dapat Makan Bergizi Gratis,” terangnya.
Neneng mengungkap, pihaknya juga kolaborasi dengan Yayasan Lembaga Peningkatan Kesehatan Gizi Indonesia dsn Core Indonesia untuk membuat laporan gizi anak.
“Kami pastikan bahwa mengikuti standar keamanan, kesehatan, kebersihan dan gizi yang sudah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional dalam mengukur kadar gizi para siswa sebelum dimulainya program dan sesudahnya,” tutupnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung