Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - Pangeran Andrew, adik laki-laki Raja Charles yang kerap terlibat skandal, kembali menjadi sorotan media Inggris.
Kali ini, ia dikaitkan dengan dugaan hubungan dengan seorang pengusaha Tiongkok yang dianggap sebagai mata-mata oleh pemerintah Inggris.
Pengadilan Inggris pada Sabtu, 14 Desember 2024 mengungkap bahwa pengusaha tersebut, yang dikenal dengan kode nama H6, telah dilarang memasuki Inggris atas alasan keamanan nasional.
Otoritas mencurigai bahwa H6 bekerja secara rahasia untuk pemerintah Tiongkok dengan tujuan membangun hubungan erat dengan tokoh-tokoh berpengaruh di Inggris.
Pada Minggu malam, 15 Desember 2024, Pangeran Andrew, yang bergelar Duke of York, mengeluarkan pernyataan melalui media.
Ia menyatakan telah “menghentikan semua kontak” dengan individu tersebut setelah muncul kekhawatiran terkait.
"Sang duke mengenal individu tersebut melalui saluran resmi, dan tidak ada informasi sensitif yang pernah dibahas," bunyi pernyataan itu.
Namun, pernyataan tersebut tidak menghentikan pemberitaan media Inggris yang terus mengulas kasus ini.
Baca Juga: Pangeran Andrew Dituntut Usai Diduga Lakukan Pelecehan Seksual
Harian The Daily Telegraph melaporkan bahwa agen intelijen Inggris MI5 sedang menyelidiki kemungkinan adanya aliran dana dari Tiongkok kepada Pangeran Andrew.
Sementara itu, The Times menyebut bahwa pengusaha tersebut pernah diundang ke properti kerajaan seperti Istana Buckingham, Istana St. James, dan Kastil Windsor.
Media The Mirror menambahkan bahwa Raja Charles telah diberi pengarahan oleh MI5 terkait situasi ini dan merasa sangat kecewa.
Seorang sumber kerajaan mengatakan kepada Reuters bahwa Istana Buckingham telah mendapat informasi tentang kasus ini sesuai prosedur yang berlaku.
Hubungan Inggris dan Tiongkok memang kerap diwarnai ketegangan, terutama sejak Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mencoba memperbaiki hubungan diplomatik sejak menjabat pada Juli lalu.
Meski begitu, tuduhan spionase terus terjadi. Layanan keamanan Inggris berulang kali memperingatkan upaya Tiongkok untuk menyusup ke sektor politik, bisnis, dan akademik di negara tersebut.
Kedutaan Besar Tiongkok di London membantah tuduhan ini, menyebutnya sebagai upaya untuk mencoreng nama Tiongkok dan merusak hubungan kerja sama antar kedua negara.
Kasus ini juga mengungkap sisi lain dari kehidupan Pangeran Andrew, khususnya terkait keuangan. Di masa mudanya, ia dikenal sebagai perwira angkatan laut yang gagah dan ikut berperang dalam Perang Falklands pada 1980-an. Namun, reputasinya runtuh akibat skandal persahabatannya dengan pelaku kejahatan seksual asal Amerika Serikat, Jeffrey Epstein.
Pangeran Andrew terpaksa mundur dari peran sebagai duta perdagangan Inggris pada 2011, meninggalkan semua tugas kerajaan pada 2019, dan kehilangan gelar militer serta patronase kerajaan pada 2022 karena tuduhan pelanggaran seksual yang selalu ia bantah.
Media Inggris melaporkan bahwa Raja Charles telah menghentikan tunjangan untuk Andrew dan berusaha mengusirnya dari kediaman Royal Lodge di kawasan Windsor.
Dalam dokumen pengadilan yang baru-baru ini diungkap, H6 diketahui memiliki wewenang untuk membantu Pangeran Andrew mencari investor di Tiongkok.
Salah satu dokumen pada 2021 menyebutkan bahwa H6 menggambarkan sang duke dalam situasi “putus asa dan akan meraih apa saja” untuk keluar dari kesulitan finansialnya.
Kasus ini menjadi pukulan baru bagi reputasi Pangeran Andrew, yang selama ini sudah tercoreng akibat berbagai skandal. Publik dan media Inggris kini menantikan langkah lebih lanjut dari pihak kerajaan dan pemerintah dalam menangani isu ini.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com