INDOZONE.ID - Hubungan politik di Filipina kembali memanas, setelah Wakil Presiden Sara Duterte membantah tuduhan bahwa, dirinya merencanakan pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos.
Tuduhan tersebut muncul setelah komentar kontroversial Duterte memicu penyelidikan resmi oleh pemerintah. Konflik ini mencerminkan ketegangan mendalam antara dua tokoh penting di pemerintahan, terutama menjelang pemilu paruh waktu 2025.
Tuduhan yang Memicu Penyelidikan
Pada Senin (25/11/2024), Departemen Kehakiman Filipina menyebut, Sara Duterte sebagai 'otak yang mengaku sendiri' dalam rencana pembunuhan terhadap Marcos, istri Marcos, Liza Araneta-Marcos, dan sepupunya, Martin Romualdez.
Duterte diminta hadir untuk memberikan kesaksian dalam penyelidikan resmi, terkait kasus tersebut.
Tuduhan ini muncul setelah Duterte menyatakan, pernah memerintahkan anggota tim keamanannya untuk membunuh Marcos dan keluarga, jika ada upaya pembunuhan terhadap dirinya yang berhasil.
Namun, pada Selasa (26/11/2024) kemarin, Duterte mengklarifikasi bahwa, pernyataannya hanya luapan 'kekecewaan mendalam', terhadap kepemimpinan Marcos yang dinilai gagal melayani rakyat Filipina.
Baca Juga: Fakta Ancaman Pembunuhan Presiden Filipina oleh Sang Wapres dan Warisan Permusuhan Keluarga
Penjelasan Duterte: Bukan Ancaman Nyata
Duterte membantah, pernyataannya merupakan ancaman aktif. Ia menilai tuduhan tersebut sebagai lelucon, dan menganggap pemerintah sedang berusaha mengalihkan perhatian publik dari masalah yang lebih besar.
"Rencana balas dendam bersyarat seperti ini tidak bisa dianggap sebagai ancaman nyata. Narasi ini hanyalah khayalan," tegas Duterte dalam pernyataan tertulisnya.
Aliansi yang Runtuh
Aliansi antara Duterte dan Marcos yang membawa kemenangan besar pada pemilu 2022, kini hancur menjelang pemilu paruh waktu 2025. Kedua pihak saling menyerang dengan tuduhan serius, termasuk dugaan kecanduan narkoba.
Ketegangan memuncak pada konferensi pers penuh amarah yang digelar Duterte pada beberapa waktu lalu. Ia mengungkapkan kepada tim keamanannya, untuk 'membalas' jika dirinya terbunuh.
Istana kepresidenan kemudian menanggapi pernyataan itu sebagai ancaman yang serius.
Baca Juga: Filipina Memanas! Wakil Presiden Sara Duterte Ancam Bunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr
Persaingan Politik Menuju 2028
Sara Duterte, yang merupakan putri mantan Presiden Rodrigo Duterte, tetap menjadi penerus konstitusional Marcos, jika ia tidak mampu menyelesaikan masa jabatan. Namun, hubungannya dengan Marcos semakin memburuk.
Saat ini, Duterte sedang diselidiki terkait dugaan penyalahgunaan dana pemerintah oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin oleh Romualdez.
Baik Duterte maupun Romualdez, diperkirakan akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2028, sehingga konflik ini dipandang sebagai bagian dari persaingan politik jangka panjang.
Tuduhan Lama dan Ketegangan Baru
Ketegangan antara keluarga Duterte dan Marcos sudah memuncak sejak ayah Sara, Rodrigo Duterte, menuduh Marcos sebagai pecandu narkoba. Marcos membalas dengan menyebut kesehatan Duterte senior memburuk akibat penggunaan opioid fentanyl.
Pada Selasa (26/11/2024), Sara Duterte kembali menegaskan, ia 'percaya' Marcos adalah pecandu narkoba, meskipun tidak ada bukti konkret yang mendukung tuduhan ini.
Konflik antara Sara Duterte dan Ferdinand Marcos mencerminkan keretakan mendalam pada pemerintahan Filipina, terutama menjelang pemilu paruh waktu, dan pemilu presiden mendatang.
Dengan berbagai tuduhan serius yang belum terbukti, persaingan politik antara kedua tokoh ini tampaknya akan terus memanas dan menjadi perhatian utama di negara tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com