INDOZONE.ID - Musso salah satu tokoh paling kontroversial dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia, meninggalkan jejak yang dalam dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Terkenal sebagai pemimpin PKI yang radikal, Musso dikenal karena pandangan revolusionernya yang keras, yang memicu ketegangan baik dalam tubuh pergerakan nasional maupun dengan pihak penjajah kolonial Belanda.
Namun, di balik keterlibatannya dalam berbagai pemberontakan dan ideologi sosialis-komunis yang ia anut, Musso juga merupakan simbol dari perjuangan kelas dan semangat untuk mencapai kemerdekaan dengan cara yang lebih cepat dan langsung.
Baca Juga: Mengenal K.H. Hisyam: Tokoh di Balik Kemajuan Pendidikan Muhammadiyah
Awal Kehidupan dan Pendidikan
Musso lahir pada tahun 1897 di Indonesia yang saat itu masih berada di bawah penjajahan Belanda. Ia tumbuh dalam suasana ketidakadilan kolonial, yang memicu semangat perlawanan sejak dini.
Musso menempuh pendidikan di sekolah-sekolah Belanda, namun pandangannya yang kritis terhadap penjajahan dan ketimpangan sosial membuatnya tergerak untuk mendalami pemikiran-pemikiran radikal.
Pada usia muda, Musso mulai tertarik dengan gerakan-gerakan sosialisme yang tengah berkembang di Eropa, terutama ideologi Marxisme-Leninisme.
Pada tahun 1920-an, Musso bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang baru saja dibentuk. Ia menjadi bagian dari kelompok yang memperjuangkan revolusi sosial dan pembebasan rakyat dari penindasan imperialisme.
Baca Juga: Peran Gus Dur sebagai Tokoh NU dalam Penguatan Nasionalisme Kemanusiaan untuk Tangkal Radikalisme
Keterlibatan dalam Pemberontakan 1926–1927
Musso memainkan peran penting dalam pemberontakan PKI tahun 1926–1927, yang dikenal sebagai salah satu pemberontakan paling berani yang dilakukan oleh kelompok kiri di Indonesia.
Pemberontakan ini bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan kolonial Belanda dan menggantinya dengan pemerintahan yang lebih berpihak pada rakyat.
Musso, bersama tokoh-tokoh lain dalam PKI, berusaha membangkitkan rakyat untuk berperang melawan penjajah.
Namun, pemberontakan tersebut berakhir dengan kegagalan dan kekalahan telak bagi PKI. Banyak pemimpin PKI yang ditangkap atau diasingkan, dan Musso sendiri melarikan diri ke luar negeri.
Ia bersembunyi di Uni Soviet, tempat di mana ia mendalami lebih dalam ideologi komunis dan mendapatkan pengaruh yang besar dari revolusi Bolshevik yang dipimpin oleh Lenin.
Kembalinya Musso ke Indonesia dan Konflik Internal
Setelah beberapa tahun berada di luar negeri, Musso kembali ke Indonesia pada tahun 1947 dengan harapan untuk melanjutkan perjuangan komunis. Ia tidak hanya kembali sebagai seorang pemimpin PKI, tetapi juga sebagai tokoh yang ingin menegakkan revolusi sosial di Indonesia.
Namun, setelah kembali, Musso menghadapi konflik internal dengan faksi-faksi lain dalam pergerakan nasional.
Ia mencoba untuk mengembalikan PKI ke jalur revolusi yang lebih radikal dan menuntut agar PKI lebih agresif dalam memperjuangkan kemerdekaan, yang akhirnya memunculkan ketegangan antara dirinya dan kelompok nasionalis lain yang lebih moderat.
Baca Juga: Mengenang Sosok Ichlasul Amal, Saksi Menjelang Tumbangnya Soeharto
Peran Musso dalam Madiun 1948
Salah satu momen paling dramatis dalam karier politik Musso adalah keterlibatannya dalam Pemberontakan Madiun 1948. Musso bersama dengan PKI mencoba untuk menggulingkan pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Sukarno dan wakilnya, Mohammad Hatta.
Pemberontakan ini bertujuan untuk mendirikan negara komunis yang lebih radikal, namun akhirnya berakhir dengan kegagalan.
Pemberontakan Madiun diakhiri dengan penangkapan dan pembunuhan banyak anggota PKI, termasuk Musso yang tewas dalam pemberontakan tersebut.
Kematian Musso menandai berakhirnya salah satu fase paling kontroversial dalam sejarah pergerakan komunis di Indonesia.
Baca Juga: UGM Berduka: Ichlasul Amal, Mantan Rektor Meninggal Dunia
Warisan Musso dalam Sejarah Pergerakan Nasional
Walaupun kegagalannya dalam pemberontakan dan ketegangan internal yang terjadi setelahnya, Musso tetap menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam konteks ideologi kiri.
Ia berjuang untuk revolusi sosial dan pembebasan kelas pekerja dari penindasan kolonial dan kapitalisme.
Bagi sebagian orang, Musso adalah simbol dari tekad dan semangat untuk memperjuangkan kemerdekaan dengan cara yang lebih radikal dan mendalam.
Namun, bagi banyak pihak, terutama kelompok yang lebih moderat dan nasionalis, pandangan Musso yang ekstrem dan metode perjuangannya yang keras sering dianggap sebagai ancaman terhadap persatuan bangsa Indonesia yang baru saja merdeka.
Meski demikian, kontribusinya dalam menggugah kesadaran politik kelas pekerja dan rakyat kecil tetap dikenang sebagai bagian dari sejarah panjang perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kesimpulan
Musso adalah tokoh yang mengubah wajah pergerakan nasional Indonesia dengan pendekatan radikal dan revolusioner.
Meskipun kegagalannya dalam berbagai pertempuran politik dan pemberontakan, pengaruhnya terhadap pergerakan kiri di Indonesia tetap besar.
Melalui perjuangan yang keras dan penuh kontroversi, Musso membuktikan bahwa di balik setiap revolusi selalu ada harga yang harus dibayar, tetapi semangat untuk memperjuangkan perubahan sosial dan kemerdekaan tidak pernah padam.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal