Kategori Berita
Media Network
Jumat, 15 NOVEMBER 2024 • 20:10 WIB

Peran Gus Dur sebagai Tokoh NU dalam Penguatan Nasionalisme Kemanusiaan untuk Tangkal Radikalisme

Presiden ke-4 Gus Dur mengenakan pakaian tradisional Tionghoa. (Instagram/Yenny Wahid)

INDOZONE.ID - Nadhlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, didirikan pada 31 Januari 1926.

Seiring dengan perkembangan zaman, NU terus beradaptasi dan berkontribusi terhadap masyarakat, baik dalam bidang pendidikan, sosial, maupun kebudayaan.

Nadhlatul Ulama (NU) sebagai salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia memiliki peran yang krusial dalam membangun dan memperkuat nasionalisme kemanusiaan.

Baca Juga: Mengenang Sosok Ichlasul Amal, Saksi Menjelang Tumbangnya Soeharto

NU didirikan oleh para ulama yang ingin memperjuangkan Islam yang moderat dan berorientasi pada kemajuan. Dalam perjalanannya, NU tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga memperhatikan isu-isu sosial dan politik yang dihadapi masyarakat.

Di tengah tantangan radikalisme yang semakin mengkhawatirkan, NU hadir untuk menawarkan solusi melalui pendekatan yang berorientasi pada nilai-nilai Pancasila dan semangat kebersamaan.

Presiden Abdurrahman Wahid/Gus Dur (kiri) dan Luhut Binsar Pandjaitan (kanan). (Istimewa)

Konteks radikalisme di Indonesia, yaitu Radikalisasi merupakan fenomena yang dapat mengancam stabilitass sosial dan keamanan nasional.

Ideologi ekstrim sering kali memanfaatkan ketidakpuasan sosial, kemiskinan, dan ketidakadilan untuk merekrut anggota. Dalam konteks ini, NU berupaya menghadirkan alternatif pemikiran yang lebih inklusif dan berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan.

Baca Juga: Dor! Baku Tembak Pelaku Curanmor vs Polisi di Cengkareng Viral, Begini Kronologinya

Abdurrahman Wahid, atau lebih dikenal sebagai Gus Dur, memiliki peran yang sangat signifikan dalam penguatan nasionalisme dan kemanusiaan untuk menangkal radikalisme di Indonesia. Gus Dur memiliki pandangan yang kuat tentang nasionalisme Indonesia yang inklusif dan pluralistic.

Beliau menekankan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara dan konstitusi yang final. Bagi Gus Dur, Pancasila merupakan fondasi yang kokoh bagi bangsa Indonesia yang beragam.

Di samping itu, beliau juga memperjuangkan konsep “pribumisasi islam” yaitu progress integrasi islam dengan budaya lokal.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Agama Dan Konflik Sosial: Studi Kerukunan Umat Beragama, Rad

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Peran Gus Dur sebagai Tokoh NU dalam Penguatan Nasionalisme Kemanusiaan untuk Tangkal Radikalisme

Link berhasil disalin!