Dominasi Jepang di Pasifik, Bagaimana Doktrin Kapal Induk Mengubah Strategi Pertempuran Laut
INDOZONE.ID - Kapal induk memainkan peranan penting pada perang dunia kedua, terutama bagian pasifik.
Pihak yang memiliki keunggulan kapal induk memiliki kemungkinan besar untuk mendominasi medan pertempuran dibanding lawannya.
Munculnya Doktrin Supremasi Kapal Induk Jepang
Pada mulanya Jepang berusaha untuk menciptakan sebuah doktrin yang dinamakan dengan kantai kessen.
Doktrin tersebut merupakan sebuah respons dari upaya Amerika untuk mempertahankan diri dari serangan Jepang, yang tertuang dalam rancangan perang oranye.
Pasca perang dunia I, terdapat sebuah perjanjian yang membatasi ketentuan mengenai berat dan persenjataan dari kapal-kapal perang baru.
Baca Juga: Angkatan Udara AS Capai Tonggak Sejarah Lakukan Pertempuran Udara AI vs Manusia
Jepang merasa bahwa Amerika diuntungkan oleh perjanjian itu, sehingga Jepang mulai mengejar armada kapal induk Amerika dengan cara mengubah lambung kapal penjelajah menjadi kapal induk.
Secara perlahan Jepang mulai meningkatkan kekuatan kapal induk mereka, dengan cara meningkatkan kualitas persenjataan dan kualitas para pilotnya.
Jepang mulai mengembangkan pesawat yang memiliki daya jelajah lebih jauh dan mampu membawa dan meluncurkan torpedo dengan efisien.
Keunggulan Kapal Induk Jepang pada Awal Perang Pasifik
Hasil dari pengembangan tersebut dirasakan oleh Jepang, ketika melakukan penyerangan ke Pearl Harbor.
Serangan Jepang ke Pearl Harbor dapat dikatakan sebagai sebuah kemajuan bagi angkatan laut Jepang, dalam mengadaptasi doktrin militer yang tergolong baru.
Dalam hal jumlah, kapal induk Jepang lebih unggul dibandingkan kapal induk Amerika pada saat awal pecahnya perang pasifik.
Jepang memiliki 11 kapal induk yang aktif bertugas sementara Amerika hanya memiliki tujuh kapal induk.
Kapal induk Jepang juga lebih cepat dalam menerbangkan pesawatnya dibandingkan kapal induk Amerika.
Pada pertempuran Midway, empat kapal induk Jepang dapat menerbangkan 108 pesawat hanya dalam waktu 7 menit.
Baca Juga: Detik-detik WNI Selamatkan Diri Dibom Jet Tempur Rusia Saat Pertempuran di Ukraina
Sementara itu dalam jumlah pesawat yang sama, Amerika membutuhkan hampir satu jam untuk meluncurkannya.
Akhir Dominasi Kapal Induk Jepang di Pasifik
Doktrin kapal induk Jepang yang berfokus pada melakukan serangan ke musuh, rupanya memberikan dampak negatif bagi armada Jepang sendiri.
Jepang lebih suka mengirimkan semua pesawatnya dalam satu serangan skala besar, sehingga dapat meminimalisasi kerugian dan meningkatkan daya rusak ke musuh.
Kendati demikian, doktrin Jepang membuat kapal induk mereka lebih rentan dari serangan musuh.
Penempatan kapal induk dalam satu kumpulan kapal induk yang melakukan serangan dalam satu skala besar, membuat keberadaan Jepang lebih mudah diketahui oleh pesawat musuh.
Misalnya pada pertempuran Midway, Jepang menerima kerugian besar karena kesalahan waktu ketika mereka mengganti persenjataan pesawat.
Selain itu, di pertempuran laut Filipina, gerombolan pesawat Jepang yang dikirimkan dalam satu serangan skala penuh malah menyebabkan pesawat-pesawat tersebut menjadi sasaran empuk pesawat-pesawat Amerika.
Gerombolan besar pesawat Jepang bagaikan ayam kalkun yang rentan dari serangan para pemburu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: History.navy