Selasa, 22 OKTOBER 2024 • 17:37 WIB

Penemuan Gua di Gunung Kidul, Walhi Pertanyakan Izin Proyek Jalan

Author

Penemuan Gua Berstalaktit Stalakmit di JJLS Gunungkidul, Senin (21/10/2024).

INDOZONE.ID - Buntut penemuan gua berstalaktit stalakmit di Kabupaten Gunung Kidul, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempertanyakan penelitian awal untuk proses perizinan pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Mereka menyebut bahwa perizinan beserta analisis dampak lingkungan atau amdalnya dilakukan secara tidak optimal.

“Setelah penemuan gua ini, Yang harus dilakukan adalah kajian ulang proyek, apakah memang dari awal perizinan sudah dilakukan secara optimal,” kata Deputi Direktur Walhi DIY Dimas R Perdana, Selasa (22/10/2024).

Menurut Dimas, kalau kajian sebelum terbit izin pembangunan jalan tidak dilakukan secara optimal, dikhawatirkan terjadi hal-hal seperti adanya gua di bawah tanah yang digali saat ini. Apalagi, Kabupaten Gunung Kidul merupakan pegunungan kars dan gunung purba yang disinyalir banyak gua bawa tanah, bahkan sungai bawah tanah.

“Tentunya dalam proses pembangunannya (JJLS) harus memperhatikan (kondisi karst). Jadi kalau memang disitu ada wilayah atau temuan gua yang punya sistem ekologis, peruntukannya adalah dikembalikan kepada ekosistem karst itu sendiri,” ujar dia.

Baca Juga: Tega! Suami di Gunung Kidul Jual Istrinya ke Pria Lain karena Kesulitan Ekonomi, Diantar dan Ditunggui

Untuk itu, sambung Dimas, yang harus dilakukan pihak terkait, proyek pembangunan jalan di lokasi itu sebaiknya dihentikan dan dipindah jalurnya. Proyek berhenti hingga analisis kembali menyeluruh secara komprehensif selesai. Hal ini agar tidak menimbulkan adanya kerusakan ekosistem batuan karst di Gunung Kidul.

Namun, karena terlanjur viral, penemuan gua yang indah itu banyak dikunjungi warga. Maka, jika lokasi gua di Desa Planjan, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul berpotensi menjadi tempat wisata.

Kendati demikian, Walhi mewanti-wanti, sebelum lokasi itu dijadikan tempat wisata juga perlu dikaji lagi, ini karena untuk mencegah terjadinya kerusakan yang ditimbulkan oleh tangan-tangan atau tindakan yang salah terhadap gua itu.

“Jangan sampai justru pariwisata yang merusak dan mengancam ekosistem karst itu sendiri,” pinta Dimas.

Baca Juga: CEK FAKTA: Peneliti Temukan Biksu Berumur 396 Tahun dalam Gua di Pegunungan Nepal

Sebelumnya, Putri pertama Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi juga mewanti-wanti supaya proyek dihentikan terlihat dahulu. Ia meminta masyarakat juga menjaga keberadaan gua itu. Gua itu ditemukan pada 15 Oktober 2024.

“Ayo bareng-bareng kita jaga, jangan sampai lokasi gua ini atau yang ada di dalam (gua) itu rusak,” kata Mangkubumi yang sudah mendatangi gua itu, Minggu (20/10/2024).

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Keterangan Pers