INDOZONE.ID - Pemerintah Amerika Serikat pada Rabu menolak keras ancaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan bahwa Lebanon akan menghadapi "kehancuran dan penderitaan seperti di Gaza" jika rakyat Lebanon tidak mengusir Hizbullah.
"Kami tidak dapat dan tidak akan membiarkan Lebanon berubah menjadi Gaza lainnya. Itu bukan yang kami inginkan," tegas juru bicara Karine Jean-Pierre kseperti yang dikutip ANTARA.
Dia menambahkan, "Kesengsaraan di Gaza dan Lebanon semakin mendesak, dan kami berkomitmen untuk mengakhiri konflik serta membangun fondasi bagi perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di kawasan tersebut."
Jean-Pierre juga menyatakan bahwa penderitaan di Lebanon "dapat dihindari jika Hizbullah menghentikan serangan roketnya ke Israel."
Baca Juga: Presiden Palestina Desak PBB untuk Segera Hentikan Perang di Gaza
Sebelumnya, pada Selasa, Netanyahu mengunggah video berbahasa Inggris di X yang mengajak warga Lebanon untuk "membebaskan diri dari Hizbullah" atau menghadapi "jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti di Gaza."
Kementerian Luar Negeri AS tidak memberikan jawaban langsung terkait apakah ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai terorisme.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon dengan alasan menargetkan Hizbullah sejak 23 September, yang mengakibatkan lebih dari 1.323 orang tewas dan hampir 3.700 orang terluka. Invasi darat ke Lebanon dimulai pada minggu lalu.
Serangan ini merupakan eskalasi dari perang lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah yang telah berlangsung selama setahun, setelah serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza.
Di tengah peringatan internasional mengenai potensi perang regional di Timur Tengah, Israel memperluas konflik dengan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Baca Juga: Hizbullah Tuding Israel atas Ledakan Pager di Lebanon
Hizbullah juga membalas dengan meningkatkan serangan roket secara signifikan terhadap Israel, meluncurkan hampir 200 serangan pada Selasa, termasuk beberapa yang mengenai kota pelabuhan Haifa. Setidaknya dua warga Israel dilaporkan tewas akibat serangan roket Hizbullah pada Rabu.
Naim Qassem, wakil pemimpin Hizbullah, menyatakan pada Selasa bahwa kemampuan militer kelompoknya "masih utuh" meskipun Israel melakukan serangan udara besar-besaran yang telah menewaskan sejumlah pemimpin, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah yang terbunuh di Beirut bulan lalu.
"Kelompok ini terorganisasi dengan baik. Kami telah mengatasi pukulan-pukulan berat, dan alternatif-alternatif telah disiapkan di semua lokasi tanpa kecuali," tambahnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ANTARA