INDOZONE.ID - Pertumbuhan pinjaman online (pinjol) di Indonesia telah menjadi
fenomena yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan kemudahan akses, cepatnya proses persetujuan, dan minimnya persyaratan, pinjol telah menarik banyak masyarakat yang membutuhkan dana cepat.
Namun, perkembangan ini membawa dampak ekonomi yang kompleks, baik positif maupun negatif.
Baca Juga: Pakar Ekonomi UGM Galakkan Program Bangun Ekonomi Kreatif Mulai Dari Desa
1. Peningkatan Inklusi Keuangan
Salah satu dampak positif dari pinjaman online adalah peningkatan inklusi keuangan. Masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses layanan perbankan tradisional kini dapat memanfaatkan pinjol untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka.
Kadang masyarakat juga merasa gak enak meminjam ke keluarga dengan alasan gak enak dengan keluarga telah merepotkan keluarga ataupun takut di ungkit masalah perhutangan di dalam diskusi keluarga.
Ini menjadi langkah penting dalam membantu masyarakat berpenghasilan rendah atau yang berada di daerah terpencil, di mana layanan keuangan formal sulit dijangkau.
Pinjaman online memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan modal usaha atau memenuhi kebutuhan mendesak lainnya, yang secara tidak langsung dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
2. Dorongan Terhadap Konsumsi dan Gaya Hidup
Pinjaman online juga berperan dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan dana yang mudah diakses, masyarakat cenderung lebih banyak mengeluarkan uang untuk konsumsi, yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
Namun, hal ini juga memicu gaya hidup konsumtif, di mana pinjaman digunakan untuk kebutuhan konsumtif, bukan produktif.
Pada beberapa kelompok, seperti buruh pabrik, pinjol telah terbukti meningkatkan konsumsi, meskipun tidak selalu untuk tujuan yang positif.
3. Risiko Utang Berlebihan
Di sisi lain, dampak negatif dari pinjaman online yang cukup serius adalah risiko utang berlebihan.
Tingginya tingkat bunga dan proses penagihan yang agresif sering kali membuat peminjam terjerat dalam lingkaran utang yang sulit diatasi.
Hal ini berpotensi mengurangi daya beli masyarakat dalam jangka panjang, karena sebagian besar pendapatan mereka habis untuk membayar utang, sehingga menurunkan kualitas hidup dan menghambat pertumbuhan ekonomi secara umum.
Penelitian menunjukkan bahwa tingginya tingkat utang dari pinjol dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk berkontribusi pada ekonomi karena sebagian besar
pendapatan mereka dialokasikan untuk membayar utang.
4. Kesenjangan Ekonomi
Pertumbuhan pinjol juga dapat memperlebar kesenjangan ekonomi di
Indonesia.
Meskipun banyak yang mendapat manfaat dari pinjol, beberapa kelompok masyarakat, terutama karyawan dengan penghasilan rendah, semakin tertekan oleh beban utang yang terus menumpuk.
Kesenjangan ini muncul karena pinjaman online sering kali tidak disertai dengan
edukasi keuangan yang memadai, sehingga peminjam tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara mengelola utang dengan bijak.
Baca Juga: Kasus Penjualan Rekening buat Judol di Jakbar, Pelaku Sasar Warga Ekonomi Bawah
5. Pengaruh Jangka Panjang Terhadap Ekonomi
Jika tidak dikelola dengan baik, utang dari pinjaman online bisa berdampak buruk bagi ekonomi nasional.
Dalam jangka panjang, semakin banyaknya masyarakat yang terjerat utang dapat mengurangi kemampuan ekonomi untuk tumbuh.
Daya beli yang menurun akibat pembayaran utang yang besar akan menekan sektor konsumsi, salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia.
6. Pentingnya Regulasi dan Edukasi
Untuk memitigasi dampak negatif dari pinjol, pemerintah perlu menerapkan regulasi yang lebih ketat terhadap praktik pinjaman online.
Selain itu, edukasi keuangan bagi masyarakat sangat penting agar mereka dapat memahami risiko yang terkait dengan pinjaman online dan mengelola utang dengan bijak.
Regulasi yang baik akan memastikan bahwa pinjol tetap bisa menjadi solusi keuangan yang bermanfaat, tanpa membebani masyarakat dengan bunga tinggi dan praktik penagihan yang merugikan.
Pertumbuhan pinjaman online di Indonesia membawa dampak ekonomi yang bervariasi.
Meskipun pinjol dapat meningkatkan inklusi keuangan dan mendukung konsumsi, risiko utang berlebihan dan ketimpangan ekonomi juga menjadi ancaman yang perlu ditangani dengan serius.
Regulasi yang tepat dan edukasi keuangan yang luas akan membantu meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat dari pinjol untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal UNISAI