Selasa, 10 SEPTEMBER 2024 • 18:20 WIB

Menkop Teten Sebut Aplikasi 'Temu' Asal China Bisa Ancam UMKM, Sebabkan Pengangguran Lebih Tinggi

Author

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki saat ditemui di University Club UGM, Selasa (10/9/2024)

INDOZONE.ID - Terkait kemunculan aplikasi e-commerce 'Temu' asal China yang diduga akan mengancam UMKM, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengaku sudah bicara dengan Presiden soal adanya rencana aplikasi tersebut.

"Ya saya sudah bicara dengan pak Presiden waktu lalu, karena ini menyangkut kebijakan investasi dibidang digital ekonomi, karena tentunya semua negara melindungi UMKM-nya jangan sampai kalah bersaing dengan luar terutama di era sekarang dengan banyak produk dari luar yang masuk ke Indonesia lewat platfrom global. Sehingga kita perlu membangun beberapa restriksi ya," kata Teten ditemui wartawan di University Club UGM, Selasa (10/9/2024).

Pihaknya juga menyebut, saat ini banyak produk impor yang dari luar dijual lewat cross-border online, namun mereka tidak mengurus izin edarnya seperti SNI, dan lain sebagainya.

"Ini kan harus diperketat arus masuk barangnya, karena memang ada juga yang dijual lewat platform global tapi bukan cross-border. Jadi dia masuk dulu ke Indonesia, artinya memang kita menemukan waktu itu banyak penyelundupan," beber Teten.

Sehingga, menurutnya harus ada pembatasan aplikasi sekaligus pengetatan barang masuk Indonesia.

"Karena yang kita laporkan ke pak Mendag (waktu rapat kabinet) itu kita laporkan 37,5 atau lebih ya, saya lupa lagi angkanya, yang tidak tercatat di sini. Itu indikasi ada penyelundupan ," ujar dia.

"Nah ini ini kan harus diperketat termasuk pengetatan arus masuk barangnya ya, karena ada juga yang dijual lewat platform global tapi bukan corss-border," ujarnya.

Baca Juga: Kompak Pakai Sweater Produk Lokal, Presiden Jokowi dan Menteri Mirip Boyband

Adapun terkait barang ekspor penyelundupan tersebut mayoritas barangnya mulai dari fashion hingga kosmetik.

"Nah ini ini kan harus diperketat, termasuk pengetatan arus masuk barangnya ya karena ada juga yang dijual lewat platform global tapi bukan cross-border. Jadi dia masuk dulu ke Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, Teten menilai harus ada pembatasan aplikasi dan pengetatan barang masuk Indonesia. Pasalnya, pihaknya menemukan banyak kasus penyelundupan yang terjadi.

"Jadi dia masuk dulu ke Indonesia dan kita menemukan waktu itu banyak sekali penyelundupan karena yang kita laporkan kepada Pak Mendag dan kita bawa di rapat kabinet itu ada sekitar 37,5 persen atau lebih ya saya lupa lagi angkanya, yang tidak tercatat di sini," katanya.

Kemudian Teten mengungkapkan bahwa aplikasi Temu belum mendaftarkan izinnya ke Kemenkumham.

"Cuma lagi ngurus HAKI-nya, kebetulan ada satu perusahaan yang lokal namanya Temu juga," ungkapnya.

Antisipsi Aplikasi Temu, Menkop Teten Minta UMKM Naik Kelas

Teten kembali menegaskan, pentingnya peran pemerintah terkait harus bisa mengantisipasi terhadap aplikasi Temu tersebut.

Baca Juga: Mendag Zulhas Minta UMKM Jogja Gencarkan Produk sampai Eropa

Karena ia menilai, apabila tidak ada pembatasan, akan mengurangi banyak lapangan kerja dan bahkan bisa membunuh warga UMKM.

Jadi ini memang perlu diantisipasi oleh kebijakan investiasi dan perekonomian digital supaya ekonomi digital kita bisa menguntungkan masyarakat

"Karena yang paling terpukul ya UMKM. Nah ini (UMKM) kalau tidak diprotect akan terjadi pengangguran yang luar biasa. Kita bisa gagal juga jadi negara yang maju kalau penganggurannya tinggi," katanya.

"Jadi ini memang perlu diantisipasi oleh kebijakan investiasi dan perekonomian digital supaya ekonomi digital kita bisa menguntungkan masyarakat semaksimal mungkin," pungkasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung