INDOZONE.ID - Korban tewas akibat longsor yang terjadi di dekat tambang emas ilegal di Bone Bolango, Gorontalo telah meningkat menjadi 23 orang.
Hingga saat ini, masih ada 35 orang lainnya yang dinyatakan hilang menurut laporan pada Selasa (9 Juli).
5 fakta tanah longsor di Gorontalo dengan korban tewas menjadi 23 orang:
1. Tambang Emas Ilegal dan Risiko yang Ditimbulkan
Situs-situs tambang yang ditinggalkan sering kali menarik penduduk lokal yang mencoba mencari sisa bijih emas tanpa menggunakan peralatan keselamatan yang memadai. Praktik ini sangat berbahaya dan sering kali berakhir dengan tragedi, seperti yang terjadi di Bone Bolango.
Tanah Longsor melanda sebuah desa terpencil di distrik Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Sabtu malam (6/7/2024) setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Hujan deras yang berlangsung selama beberapa jam menyebabkan tanah menjadi tidak stabil dan menjadi longsor.
"Sejauh siang ini, tercatat 23 orang meninggal dunia, 66 orang berhasil diselamatkan, dan 35 orang masih dalam pencarian," kata Ida Bagus Nyoman Ngurah Asrama, Kepala Seksi Operasi Kantor Basarnas Gorontalo kepada AFP. Sebelumnya, pada Senin sore (9/7/2024), jumlah korban tewas tercatat sebanyak 11 orang.
Baca Juga: Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari
2. Operasi Pencarian dan Penyelamatan yang Intensif
Operasi pencarian dan penyelamatan terus berlangsung dengan melibatkan lebih dari 270 orang, termasuk petugas polisi dan tentara yang dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan selama dua hari terakhir.
Kendaraan tidak bisa mencapai area bencana karena beberapa jembatan runtuh, sehingga para penyelamat harus berjalan kaki untuk mencapai lokasi.
Pejabat pencarian dan penyelamatan menyatakan bahwa beberapa korban adalah penambang yang bekerja di tambang ilegal tersebut, sementara korban lainnya adalah orang-orang yang mengoperasikan kios dan warung di sekitar tambang.
3. Tantangan dalam Operasi Penyelamatan
Operasi penyelamatan menghadapi berbagai tantangan, termasuk medan yang sulit dijangkau dan cuaca yang tidak menentu.
Beberapa jembatan yang runtuh menghambat akses kendaraan ke lokasi bencana, sehingga para petugas penyelamat harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Kondisi ini memperlambat upaya penyelamatan dan evakuasi korban.
Baca Juga: Kasatpol PP Gorontalo Jadi Tersangka Kasus Pungli Uang Perjalanan Dinas Pegawai
4. Kerentanan Indonesia Terhadap Longsor
Indonesia dikenal rentan terhadap bencana alam, termasuk longsor, terutama selama musim hujan yang berlangsung antara November dan April.
Namun, kejadian longsor di bulan Juli ini cukup mengejutkan karena biasanya bulan tersebut adalah musim kemarau dan hujan deras jarang terjadi.
Pada bulan Mei lalu, setidaknya 15 orang tewas akibat longsor dan banjir di provinsi Sulawesi Selatan yang menyapu puluhan rumah dan merusak infrastruktur jalan.
Longsor di provinsi yang sama sebulan sebelumnya juga menewaskan 20 orang. Bencana-bencana ini menunjukkan betapa rentannya Indonesia terhadap longsor dan pentingnya langkah-langkah pencegahan.
5. Dampak Sosial dan Ekonomi
Dampak longsor ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menyebabkan kerugian materi yang besar. Rumah-rumah dan infrastruktur yang hancur membuat banyak warga kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.
Upaya rekonstruksi membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, tragedi ini juga menyoroti perlunya regulasi yang lebih ketat terhadap aktivitas penambangan ilegal yang sering kali diabaikan oleh pemerintah setempat.
Perlindungan terhadap lingkungan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Demikian beberapa penjelasan mengenai 5 fakta tanah longsor di Gorontalo dengan korban tewas menjadi 23 orang. Bencana longsor di Bone Bolango, Gorontalo mengingatkan akan bahaya tambang ilegal dan pentingnya peralatan keselamatan yang memadai.
Upaya penyelamatan terus dilakukan untuk mencari korban yang masih hilang dengan harapan dapat menemukan mereka dalam kondisi selamat.
Tragedi ini menekankan perlunya tindakan lebih lanjut dari pemerintah dan masyarakat untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan perlindungan lingkungan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com