Jumat, 03 MEI 2024 • 14:17 WIB

BPS DIY Sebut Seluruh Wilayah Jogja Alami Inflasi 0,09 Persen Selama April 2024

Author

Ilustrasi Grafik Saham (Freepik.com/rawpixel.com)

INDOZONE.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyampaikan inflasi pada April 2024 mencapai 0,09 persen.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati menjelaskan, jika dilihat angka inflasi tersebut masih di bawah nasional, perkembangan inflasi pada bulan April disebutnya menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Menurut perkembangan inflasi pada bulan April lebih rendah daripada Maret mencapai 0,43 persen begitu juga bulan Februari sebesar 0,39 persen,” kata Herum kepada wartawan baru-baru ini.

Kendati begitu, inflasi pada bulan April disebutnya lebih tinggi daripada inflasi Januari sebesar -0,02 persen yang mengalami deflasi. Jika dilihat dari jumlah pengeluaran, terdapat beberapa kelompok pengeluaran yang disebut Herum berpengaruh terhadap inflasi.

Baca Juga: Tampang Pembunuh Wanita dalam Koper di Bekasi, Ternyata Adiknya Juga Jadi Tersangka!

Kelompok pengeluaran tersebut antara lain adalah transportasi sebesar 1,44 persen yang memberikan andil sebesar 0,18 persen. Selanjutnya kelompok perawatan pribadi disebutnya mengalami inflasi sebesar 1,12 persen dengan andil 0,07 persen.

“Sebaliknya kelompok pengeluaran deflasi makanan minuman tembakau yang deflasi 0,70 persen dengan andil inflasi sebesar 0,20 persen,” paparnya.

“Andil inflasi 0,20 persen adanya panen raya sehingga harga beras juga ikut turun,”sambungnya.

Untuk andil inflasi paling tinggi pada bulan April didominasi oleh komoditas atau layanan seperti angkutan antar kota sebesar (0,15 persen), bawang merang (0,09 persen), emas dan perhiasan (0,0 persen), tomat (0,05 persen).

Baca Juga: Daftar 6 Anggota Polres Jaksel yang Dipecat Akibat Terseret Kasus Narkoba hingga Desersi

“Sementara untuk komoditas, daun bawang, kontrak rumah, nangka muda, kangkung memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen,” bebernya.

Sedangkan pada komoditas untuk menghambat inflasi yang paling berpengaruh adalah komoditas jenis beras dengan andil deflasi sebesar 0,22 persen.

Herum menambahkan, para petani yang sudah mengalami masa panen berdampak pada turunnya harga gabah. Hal ini menurutnya berpengaruh terhadap deflasi komoditas jenis beras sebesar -0,22 persen terutama di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

Musim panen juga mempengaruhi jumlah komoditas pertanian lainya yang mengalami deflasi seperti cabe merah memberikan andil (-0,11 persen), telur, ayam ras sebesar (-0,07 persen), Cabe rawit (-0,04 persen), Buncis ( -0,03 persen), Cabai hijau dan makanan ringan (-0,01 persen).


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung