Sabtu, 06 APRIL 2024 • 06:40 WIB

Siap Siaga, Hujan Lebat Berpotensi Melanda pada Puncak Mudik Lebaran 2024

Author

Ilustrasi - Sejumlah pemudik melintas di jalur Tol Trans Jawa, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

INDOZONE.ID - Sebentar lagi hamper seluruh Masyarakat Indonesia akan melaksanakan tradisi mudik tahunan. Kegiatan yang hanya terjadi setahun sekali ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu banyak orang.

Namun melihat kondisi cuaca yang sedang tidak stabil, masyarakat diharuskan untuk selalu berhati-hati dalam melaksanakan mudik tahun ini.

Dikutip dari situs resmi BMKG, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu yang menunjukkan kecenderungan menguat beberapa hari ke depan.

"Kemunculan bibit siklon baru ini akan memicu terjadinya cuaca ekstrem. Jadi mohon kepada masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati dan waspada," ucap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Arus Mudik Landai, Korlantas Tunda Pelaksanaan One Way-Contra Flow

"Apabila kondisi cuaca sedang buruk, jangan memaksakan diri dan sebaiknya ditunda. Utamakan keselamatan, bukan kecepatan," tambahnya.

Guswanto mengatakan Bibit Siklon 96S yang muncul di sekitar wilayah NTT dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam 24-48 jam ke depan.

Pertama, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Kedua, Potensi Angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Dan, ketiga Gelombang Tinggi 1.25 - 2.5 meter (moderate sea) di sekitar Samudra Hindia selatan NTB, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan P. Sumba, Perairan selatan Kupang - P. Rote, dan Laut Sawu bagian selatan.

Baca Juga: Segini Tarif Tol Jakarta - Malang Melalui Jalur Trans Jawa untuk Mudik 2024

Guswanto menambahkan, kondisi cuaca ekstrem ini juga didukung oleh Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) dan fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang terpantau masih aktif beberapa hari ke depan.

Selain itu, kondisi cuaca ektrem juga disebabkan oleh suhu permukaan laut yang hangat yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di beberapa wilayah Indonesia.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG mengatakan, secara umum, kombinasi dari fenomena-fenomena tersebut diprakirakan dapat menimbulkan potensi hujan dengan intensitas SEDANG-LEBAT disertai kilat/angin kencang di sebagian wilayah Indonesia hingga 11 April 2024.

Berikut daftar daerah yang terdampak:

4-7 April 2024

  • Sumatra Barat
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Kep. Bangka Belitung
  • Sumatra Selatan
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua

8-11 April 2024

  • Aceh
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Barat
  • Riau
  • Kep. Riau
  • Jambi
  • Kep. Bangka Belitung
  • Sumatra Selatan
  • Bengkulu
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua

Namun demikian, masyarakat juga disarankan untuk tidak panik terkait dengan informasi Bibit Siklon Tropis 96S dan selalu tetap waspada akan kemungkinan potensi cuaca ekstrem yang yang berpotensi terjadi selama periode awal libur lebaran tahun 2024.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: BMKG