Presiden PKS soal Petisi Guru Besar: Merepresentasikan Kondisi Negeri yang Sedang Tidak Baik-baik Saja!
INDOZONE.ID - Presiden dari Partai Keadilan Sosial (PKS), Ahmad Syaikhu, turut memberikan pandangannya soal kehadiran petisi yang dibuat oleh guru besar di berbagai universitas di Indonesia.
Bagi Syaikhu, kehadiran petisi itu merepresentasikan bahwa negara ini sedang tidak baik-baik saja.
"Petisi ini ekspresi dari seluruh universitas karena ini yang bicara guru besar atau juga bukan anak kecil yang bicara. Jadi memang omongan yang sudah dipikirkan secara matang," kata Syaikhu di kampanye akbar PKS di Stadion Multiguna, Kota Bekasi, Sabtu (3/2/2024).
"Jadi, dengan satu petisi ini pun sudah merepresentasikan kondisi negeri ini sedang tidak baik-baik saja atau tidak kondusif," ucap dia melanjutkan.
Baca Juga: Ganjar-Mahfud Tiba di Kampanye Akbar di GBK, Massa Serentak Lantunkan Sholawat Badar
Eks Wakil Wali Kota Bekasi itu pun menilai, dengan kehadiran petisi itu, sudah sepatutnya pemerintah pusat berintrospeksi dan memperbaiki diri agar kondisi negeri tetap stabil.
Ia pun berharap, dengan kehadiran petisi itu, pemerintah mau memperbaiki diri agar tatanan demokrasi tidak terancam.
"Pihak-pihak yang terkait dengan ini, saya harap segera memperbaiki diri agar kondisinya ideal, agar pelaksanaan demokrasinya bisa berjalan dengan baik," jelas Syaikhu.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah sivitas akademika dari berbagai universitas membuat sebuah petisi untuk menyatakan sikap atas kondisi demokrasi di Indonesia, salah satunya ada dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dalam petisi itu, para guru besar, dosen, mahasiswa, dan alumni, menyampaikan kritik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui petisi yang diberi nama 'Bulaksumur.'
Dikutip dari akun X @UGMYogyakarta, petisi yang dikeluarkan pada Rabu (31/1/2024) ini menyuarakan keprihatinan atas tindakan Jokowi yang dianggap menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial.
1. Mengungkap Keprihatinan Sivitas Akademika UGM
Dalam petisi ini, sivitas akademika UGM menyatakan keprihatinan mendalam mereka terhadap dinamika politik belakangan ini di Tanah Air.
Mereka menyoroti tindakan yang dianggap menyimpang dari prinsip-prinsip demokrasi oleh Presiden Jokowi, yang juga merupakan alumni UGM.
Pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi, keterlibatan aparat penegak hukum dalam proses demokrasi perwakilan, dan pernyataan kontradiktif Presiden Jokowi mengenai netralitas pejabat publik dalam kampanye politik menjadi sorotan utama.
2. Panggilan untuk Kembali ke Koridor Demokrasi
Sivitas akademika UGM menegaskan bahwa Presiden Jokowi, sebagai alumni, seharusnya memegang teguh nilai-nilai Pancasila dan berkontribusi pada demokrasi yang sesuai dengan standar moral tinggi.
Namun Sebaliknya, tindakan-tindakan yang diambil oleh Presiden Jokowi dinilai sebagai bentuk penyimpangan pada prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial.
3. Tuntutan pada Presiden, Aparat Penegak Hukum, Pejabat Negara, DPR dan MPR
Karena itu, melalui petisi itu sivitas akademika UGM meminta, mendesak, dan menuntut para aparat penegak hukum, pejabat negara, dan aktor politik yang terkait dengan Presiden Jokowi, termasuk Presiden sendiri, untuk kembali ke koridor demokrasi.
Selain itu, sivitas akademika juga mendesak DPR dan MPR untuk mengambil sikap dan langkah konkret guna menyikapi gejolak politik yang terjadi, memastikan tegaknya kedaulatan rakyat dengan baik, berkualitas, dan bermartabat.
“Kami juga mendesak DPR dan MPR mengambil sikap dan langkah konkret menyikapi berbagai gejolak politik yang terjadi pada pesta demokrasi elektoral yang merupakan manifestasi demokrasi Pancasila untuk memastikan tegaknya kedaulatan rakyat berlangsung dengan baik, lebih berkualitas, dan bermartabat,” kata petisi Bulaksumur.
Sementara itu, Jokowi tidak berkomentar banyak tentang petisi ini. Dia hanya mengungkapkan, bahwa petisi yang dikeluarkan oleh rekan satu almamaternya itu merupakan hak demokrasi masyarakat yang harus dihormati.
“Itu hak demokrasi (masyarakat),” kata Jokowi, Kamis (1/2/2024).
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung