2 Hari Kali Kalendrowak Cikarang Timur Meluap, Ratusan Rumah Desa Karangsari Terendam Banjir
INDOZONE.ID - Sejak dua hari terakhir ratusan rumah warga di Kampung Kalendrowak RT 01 RW 02, Desa Karangsari, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi terendam banjir, akibat curah hujan tinggi dan kiriman air dari wilayah hulu yang mengakibatkan meluapnya air di aliran kali Kalendrowak.
Menurut salah satu warga, Nanang Suhandi (38) banjir terjadi sejak hari Jumat (5/1/24) hingga saat ini masih belum juga surut. Kata Nanang, ketinggian air sempat surut, tetapi sejak malam hari ketinggian air kembali naik.
"Kalo ketinggian air di rumah warga hampir 50 senti meter, kalau di kedalaman jalan bisa lebih satu meter karena jalan ada yang rendah juga," ujar Nanang saat ditemui di lokasi banjir, Sabtu (6/1/24).
Lebih lanjut, kata Nanang ada sekitar 250 kepala keluarga yang terdampak banjir, sebagian warga bahkan memilih mengungsi ke rumah kerabat dan pinggir jalan yang berada di wilayah yang lebih tinggi.
Baca Juga: 5 Wilayah di Jakarta Selatan Banjir Usai Hujan Mengguyur Sejak Siang
"Kalau warga yang terdampak kurang lebih sekitar 250 KK, Penyebab banjir kita dapat kiriman air dari wilayah Jababeka Cikarang baru dan dari Jalur Selatan," jelasnya.
Nanang menyebut banjir sudah menjadi langganan tiap tahunnya, pasalnya aliran kali Kalendrowak merupakan pertemuan dari dua saluran kali dari wilayah Kecamatan Cikarang Timur dan Cikarang Utara.
Nanang berharap, ada perhatian dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah untuk membangun tanggul permanen di sepanjang bantaran kali agar tidak lagi terjadi banjir setiap kali hujan turun.
Baca Juga: BMKG Sebut Banjir Rob Berpeluang Terjadi di Sejumlah Daerah hingga Awal Desember
"Harapan masyarakat sih, segera Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah di buatkan tanggul atau turap-turap seperti di Kalimalang itu, biar nanti debit air itu di saat banjir itu nggak terlalu parah," ungkap Nanang.
"Kalo memang sudah curah hujan seperti ini kita sebagai warga pasrah dengan keadaan seperti ini, karena walaupun bagaimana kalo bicara dengan alam susah juga memprediksi," imbuhnya.
Lebih dari 70 persen warga yang terdampak saat ini mengungsi di rumah-rumah kerabat mereka, karena belum adanya posko pengungsian yang didirikan untuk pusat pengungsian warga.
"Hampir 70 persen warga mengungsi, di tempat tempat yang lebih tinggi kadang ada di rumah saudara, ya intinya tempat yang lebih tinggi yang aman buat warga," tutupnya.
Hal senada juga diungkap Enih (52), saat ini ketinggian air yang merendam rumahnya sudah mencapai 50 senti meter, memaksa dirinya dan keluarga mengungsi ke rumah saudaranya.
Selama dua hari terakhir, Enih mengaku belum mendapatkan bantuan terutama dari Pemerintah Daerah untuk memenuhi makan selama rumahnya terendam banjir.
"Itu kalau di rumah saya tingginy ada kali 60 senti meter, ya gimana rumah kerendam banjir jadi ngungsi, mana belum ada makanannya (Bantuan)," kata Enih.
Enih juga berharap Pemerintah Kabupaten Bekasi bisa segera melakukan normalisasi kali Kalendrowak, agar tidak lagi terjadinya luapan kali tersebut ke rumah warga.
"Pengennya mah di keruk, kalau gak di keruk ya begini terus, sekarang ini kan udah gak dalam ini aliran kali," tandasnya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung