INDOZONE.ID - Memasuki musim kemarau ribuan warga di wilayah 3 Desa yang ada di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mulai mengalami kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari. 3 Desa tersebut antaranya Desa Ridogalih, Ridomanah, dan Sirnajati.
Menurut warga, sejak 4 bulan terakhir sumur-sumur warga sudah tidak lagi mengeluarkan air, sehingga untuk kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK) saat ini mengandalkan air di aliran kali Cihowe, yang berjarak lebih dari 2 kilometer dari pemukiman warga.
Sedangkan, untuk keperluan air minum warga terpaksa harus merogoh kocek lebih membeli air bersih, mulai dari Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu untuk satu torn.
"Udah empat bulan selama ini beli satu toren harganya Rp 80 ribu itu dari air pam. Kalau nyuci di sungai Cihoe, kalau beli baru dianter. Satu toren buat empat hari , saya satu keluarga ada tiga orang. Disini mah sering setiap tahun kekeringan," ujar Ani (29) yang ditemui saat mengambil air bersih di Kampung Cihanjuang, Jumat (26/8/23).
Baca Juga: Viral Gangster Bacok dan Rampas Motor Pasutri di Tanjung Priok, Polisi Turun Tangan!
Kata Ani, kesulitan air bersih kerap dirasakan warga tiap tahunnya saat mulai memasuki musim kemarau. Terlebih menurutnya, fenomena El Nino juga memperparah kondisi kekeringan, pasalnya aliran kali yang jadi sumber air pada musim kemaru pun saat ini ikut mengering.
"Berharap sih ada penampungan air yang besar, jadi kalau musim kering gini kan bisa dimanfaatkan sama masyarakat," ungkap Ani.
Sementara itu, Camat Cibarusah Rusdi Aziz mengatakan, dampak dari kemarau dan fenomena El Nino menyebabkan warga dan para petani kesulitan mendapatkan air.
Menurutnya, di Desa Ridogalih ada sebanyak 2.500 jiwa serta 300 hektar sawah kekeringan, begitu juga di Desa Sirnajati 3.000 jiwa dan 182 hektar sawah, serta di Ridomanah tercatat ada sekitar 2.000 jiwa dan 250 hektar sawah yang terdampak kekeringan.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Gunung Ciremai Capai 102 Hektare, Sejumlah Titik Api Sudah Terkendali!
"Sebenarnya jalur PDAM juga sudah masuk, taoi kalau musim kemarau begini airnya juga ikut tidak keluar, kalau musim hujan baru keluar kan sama saja," kata Rusdi.
Lebih lanjut Rusdi menyebut, kontur wilayah Cibarusah yang merupakan perbukitan membuat warga kesulitan mendapatkan sumber air. Pasalnya, meski telah melakukan pengeboran tanah hingga kedalam 100 meter, belum bisa mendapatkan sumber air yang layak.
"Nah ini juga kita butuh kajian ahli, daerah mana yang bisa kita jadikan sumber air untuk melakukan pengeboran tanahnya karena yang kita lakukan itu meski sudah kedalaman 100 meter juga itu airnya masih belum keluar," ungkapnya.
Saat ini, kata Rusdi, pihaknya bersama instansi lainnya terus berupaya melakukan upaya untuk memberikan bantuan pasokan air bersih ke warga yang ada di wilayah terdampak kekeringan.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators