Buntut pemilik toko perhiasan menolak membayarkan uang keamanan, satpam toko itu dipasangi bom oleh geng penjahat.
Dalam sebuah video yang dirilis Kepolisian Ekuador, Kamis (6/4/2023), terlihat seorang pria yang ditempeli bom di dadanya..
Video lainnya yang diambil masyarakat memperlihatkan, polisi menutupi pria itu dengan rompi pelindung dan helm serta membawanya pergi untuk menonaktifkan bom.
Baca Juga: Cerita AKBP Untung Sangaji Adu Tembak dengan Teroris Bom Sarinah, Lagi Ngopi Ada Ledakan
Foto-foto yang tersebar luas di media sosial, menunjukkan pria itu mondar-mandir di jalan Guayaquil. Dia tampak meletakkan tangannya di kepala, menunggu bantuan datang.
"Saya mengucapkan selamat atas keberanian dan kerja profesional petugas polisi kami dan tim anti-ledakan dalam melumpuhkan alat peledak," tulis kepala polisi Fausto Salinas di Twitter diktuip via CBS, Kamis (6/4/2023).
La efectiva intervención de la unidad antiexplosivos de @PoliciaEcuador, permitió desactivar y retirar el artefacto colocado en el cuerpo del ciudadano.
— Policía Ecuador (@PoliciaEcuador) March 30, 2023
Al momento se encuentra a buen recaudo. #ServirYProteger pic.twitter.com/d5ccv77E2H
Media lokal melaporkan bahwa korban adalah seorang satpam di sebuah toko perhiasan, dan diduga diculik setelah majikannya menolak membayar uang keamanan kepada geng penjahat.
Polisi mengatakan bahwa pria itu dalam keadaan sehat.
Guayaquil, di barat daya Ekuador, adalah salah satu kota paling berbahaya di negara yang dicengkeram gelombang kejahatan persaingan geng.
Penculikan dan pemerasan adalah hal biasa.
Ekuador terjepit di antara Kolombia dan Peru, dua produsen kokain terbesar di dunia, dan telah menjadi pusat perdagangan narkoba global dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Kloset Jongkok Meledak! Suami Korban: Seperti Bom Saja!
Awal bulan ini, bom surat dikirim ke setidaknya lima jurnalis yang bekerja di TV dan radio di Guayaquil dan ibu kota Quito.
Juga bulan ini, polisi menemukan tiga kepala manusia terbungkus tas hitam di Esmeraldas, provinsi pesisir yang dilanda perdagangan narkoba.
Presiden Guillermo Lasso telah menyatakan perang terhadap geng-geng yang mengendalikan perdagangan narkoba dari penjara.
Kekerasan ekstrem dan kerusuhan juga kerap terjadi di negara ini dengan menewaskan lebih dari 400 narapidana sejak 2021.
Tingkat pembunuhan di Ekuador melonjak dari 14 per 100.000 penduduk pada 2021 menjadi 25 per 100.000 pada 2022.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: