Senin, 05 SEPTEMBER 2022 • 17:32 WIB

Bakal Ada Kejutan Sidang Kode Etik Pembunuhan Brigadir Yosua Besok, Ini Pejelasan Polri

Author

Tersangka Irjen Ferdy Sambo keluar dari rumah dinasnya yang menjadi TKP pembunuhan Brigadir J di Jalan Duren Tiga, Jakarta, Selasa (30/8/2022). (ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

Dalam sidang kode etik terkait dengan kasus pembunuhan yang dilakukan Irjen Ferdi Sambo terhadap ajudannya Brigadir Yosua Hutabarat bakal ada kejutan dengan memeriksa pejabat tinggi polri lainnya, seorang Jenderal Bintang Dua Polri lainnya.

Saat ditanya apakah akan memeriksa Irjen Fadil Imran Kapolda Metro Jaya yang bersahabat dengan Ferdy Sambo, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo meminta awak media untuk menunggu sidang etik yang berlangsung Selasa, (6/9/2022).

"Nanti Selasa kami mulai sidang lagi, sabar dong," kata Dedi yang dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (4/9/2022)

Polri bakal menggelar sidang kode etik untuk tersangka menghalangi penyidikan (obstruction of justice) kasus Brigadir J pada hari Selasa (6/9) mendatang, tersisa empat dari tujuh tersangka yang bakal disidang etik.

"(Sidang etik) dimundur. Senin (5/9) kami ada rapat dulu, cooling down sambil menyempurnakan tambahan-tambahan berkas. Nanti Selasa (6/9) kami mulai sidang lagi," kata Dedi Prasetyo.

Polri mengagendakan selama 30 hari ke depan bakal melaksanakan sidang etik untuk para tersangka menghalangi penyidikan kasus Brigadir J (tujuh tersangka) dan pelanggar kode etik Polri terkait kasus Brigadir J (28 terduga pelanggar).

"Karowaprov terus kerja maraton moga-moga diberikan kesehatan sehingga sampai 30 hari ke depan kami bisa (laksanakan sidang etik) semua yang terlibat terkait menyangkut masalah pelanggaran kode etik kluster obstruction of justice," ujar Dedi.

Sebagaimana disampaikan Inspektorat Khusus (Itsus) ada 35 anggota Polri diduga melanggar etik dalam penanganan tempat kejadian perkara pembunuhan Brigadir J di Kompleks Polri Duren Tiga.

Tujuh orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka menghalangi penyidikan (obstruction of justice).

Ketujuh orang tersebut adalah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo, mantan Karopaminal Propam Polri Brigjen Pol. Hendra Kurniawan, mantan Kaden A Biropaminal Divisi Propam Polri Kombes Pol. Agus Nurpatria.

Berikutnya mantan Wakaden B Biropaminal Divisi Propam Polri AKBP Arif Rahman Arifin, mantan Ps Kasubbagriksa Baggak Etika Rowabprof Divisi Propam Polri Kompol Baiquini Wibowo, mantan Ps Kasubbagaudit Baggak Etika Powabprof Divisi Propam Polri Kompol Chuk Putranto, dan mantan Kasub Unit I Sub Direktorat III Dittipidum Bareskrim Polri AKP Irfan Widyanto.

Ketujuh orang tersangka ini, terlibat dalam mengambil, memindahkan, merusak dan mentransmisikan barang bukti CCTV di TKP Duren Tiga sehingga menghambat proses pengungkapan kasus.

Dedi mengatakan Divisi Propam Polri fokus sidang etik untuk keenam tersangka obstruction of justice, tidak termasuk Ferdy Sambo karena sudah disidang etik.

Sidang dilakukan secara paralel, dimulai sejak Kamis (1/9) disidang etik Kompol Chuck Putranto.

Sidang etik kembali digelar Jumat (2/9) dengan terduga pelanggar Kompol Baiquni Wibowo. Keduanya dijatuhkan sanksi pemberhentian dengan tidak hormat (PTDH) dan sama-sama mengajukan banding atas putusan komisi etik tersebut.

Saat ini tersisa empat tersangka lainnya yang bakal disidang etik.

Sidang dilanjutkan Selasa karena pada hari Senin, Biro Pertanggungjawaban Profesi (Rowabprof) Polri fokus untuk menyiapkan berkas-berkas para terduga pelanggar etik, serta memeriksa saksi-saksi tambahan.

"Hari Senin (6/9) kami "hold" dulu karena masih ada beberapa pemeriksaan para saksi tambahan untuk penguatan dari berkas perkara yang nanti akan di gelar pada hari-hari berikutnya nanti hari Selasa (6/9) saya informasikan lagi kepada teman-teman untuk jadwal sidangnya sampai dengan seterusnya," kata jenderal bintang dua itu.

Empat tersangka yang bakal disidang etik secara paralel mulai pekan depan, yakni Brigjen Pol. Hendra Kurniawan, Kombes Pol. Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman Arifin, dan AKP Irfan Widyanto.

Berdasarkan hasil laporan Tempo, Fadil Imran dikabarkan akan diperiksa dalam sidang kode etik Polri. Ia diduga berada dalam barisan Ferdy Sambo.

Informasi ini diungkap Irwasum Polri Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto yang menyebut kalau pemeriksaan masih terus didalami. "Sedang terus kami dalami," katanya.

Diketahui Ferdy Sambo sempat menghubungi Fadil Imran terkait peristiwa yang terjadi di rumah dinas. Dia melaporkan adanya insiden tembak menembak antara Bharada E atau Richard Eliezer dengan Brigadir J.

Saat itu dia mengabarkan kalau Brigadir J tewas di tempat akibat peristiwa itu.

Ini dibuktikan saat Fadil Imran kemudian bertemu dengan Ferdy Sambo di kantornya. Saat itu Fadil mencoba memberikan semangat ke Ferdy Sambo yang tengah mengahadapi tudingan kasus pembunuhan.

Dokumentasi pertemuan mereka kemudian viral saat video Fadil Imran kemudian berpelukan dengan Ferdy Sambo.

Artikel Menarik Lainnya

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: