Bupati nonaktif Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin diketahui memiliki kerangkeng manusia di belakang rumahnya, yang diklaim untuk membina para pengguna penyalahgunaan narkoba.
Penemuan pertama kali dilaporkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) hak asasi manusia (HAM), Migrant Care. Dalam laporannya, mereka menyebut kerangkeng manusia digunakan untuk perbudakan para pekerja sawit Terbit, yang menjadi tersangka kasus korupsi penyuapan dan korupsi pengadaan proyek di Langkat.
Migrang Care menyebut ada 40 orang yang tidak diperlakukan dengan baik di kerangkeng manusia tersebut.
Laporan kemudian ditindaklanjuti oleh kepolisian. Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa kerangkeng manusia digunakan sebagai tempat rehabilitasi pengguna narkoba, namun pihak tetap menyelidik kasus adanya perbudakan di tempat itu.
Gratis
Terbit Rencana Perangin Angin sebelum kasus kerangkeng manusia di rumahnya mencuat, sudah mengakui memiliki tempat yang disebutnya sebagai tempat pembinaan pengguna narkoba.
Ia mengklaim bahwa para pengguna narkoba yang berada di tempatnya datang dengan kemauan sendiri atau diantar oleh pihak keluarga yang memiliki kerabat ketergantungan masalah narkoba.
“Perawatan itu gratis semua. Ada keluarganya yang mengantarkan, ada juga keluarga yang meminta supaya dijemput. Kalau persedian itu semua, gratis. Kita yang penyediaan semua,” tuturnya dalam Channel YouTube milik istrinya, Tiorita Rencana, pada 27 Mei 2021.
Motivasi Membangun Kerangkeng Manusia
Terbit pada kesempatan itu menjelaskan bahwa pembuatan kerangkeng manusia telah didirikan sebelumnya dirinya menjadi bupati Langkat atau 10 tahun silam.
Baca juga: BNN Sebut Kerangkeng Manusia Bupati Lahat Bukan Tempat Rehabilitasi Pengguna Narkoba
Dia berharap dengan adanya tempat yang mirip penjara itu, dirinya bisa membantu masalah para penyalahguna narkoba untuk bisa sembuh.
“Pandangan kami berharap bisa membantu masyarakat Kabupateng Langkat. Di mana, apabila salah satu anggota keluarganya ada penyalahguna narkoba, kami berharap membantu keluarga yang terkena narkoba,” paparnya.
“Kalau itu kami lakukan, itu kami membantu keluarga, yang salah satu (anggota) keluarganya kena penyalahgunaan narkoba. Itu awalnya (pembangunan kerangkeng).”
“Supaya di Kabupaten Lahat, walaupun kecil, kami sungguh perhatian terhadap penyalahguna narkoba. Karena kami melihat, banyak korban-korban penyalahguna narkoba,” lanjut Terbit.
Klaim Bina Ribuan Pasien
Selama kurang lebih 10 tahun kerangn manusia berdiri di rumahnya, Terbit mengklaim telah membina ribuan penyalahguna narkoba.
“Selama 10 tahun pasien yang telah kami bina 2.000-3.000 orang... yang sudah keluar dari sini. Setiap harinya kurang lebih 100 orang yang kita bina di tempat kita,” ungkapnya.
Dapat Makanan
Terkait fasilitas, Terbit menuturkan bahwa para penghuni kerangkeng mendapat jatah makan setiap harinya. Untuk urusan menu makanan dan kesehatan, dia menyerahkan msalah itu kepada istrinya.
“Makanan sudah pasti untuk sehari-hari. Dan semua kesehatan. Seperti kitalah, seperti apa yang kita lakukan di dalam rumah tangga, begitu juga fasilitas yang kami berikan kepada mereka,” paparnya.
“(Soal) menu makanan, apa menu makanan kami sehari-hari, itu juga kami jadwalkan kepada mereka juga. Menu makanan dan keseahatan saya serahkan kepada ibu (istri). Karena ibu (berlatar bidang) kesehatan, jadi ibu lebih paham,” kata dia lagi.
Pembinaan Spiritual?
“Kalau yang muslim kita ajarkan tentang keagamaan, Salah satunya, kita undang uztaz untuk memberikan pencerahan dengan ceramah,” ujar Terbit.
“Begitu juga dengan yang beragama Kristen. Kita tahu, agama Kristen setiap minggunya, beribadah. Makanya (ada) tim mengantarkan untuk beribadah,” ujar dia lagi.
Bukan Rehabilitasi
Terbit mengatakan bahwa kerangkeng manusia yang dia bangun, bukan merupakan tempat rehabilitasi untuk para pengguna narkoba. Melainkan untuk pembinaan dengan metode penyembuhan yang telah dia susun bersama timnya.
“Ini bukan rehapan (rehabilitasi). Ini pembinaan, yang kita buat dengan jalinan silaturahmi. Kita berikan pencerahan kepada mereka. Dalam menghilangkan konsumsi narkoba mereka itu, saya menilai itu lama, 2-3 bulan. Setelah zat narkoba hilang, dilakukan secara bertahap, seperti tentang keagamaan, tentang kesehatan, olahraga. Banyak lah metodenya.
“Ada tenaga ahli? Iya betul, ini ibu yang menangani (masalah kesehatan),” kata Terbit saat ditanya soal petugas kesehatan yang tangani pengguna narkoba.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: