Selasa, 28 DESEMBER 2021 • 15:44 WIB

Tragedi & Bencana Terbesar Sepanjang 2021: Hilangnya KRI Nanggala Hingga Erupsi Semeru

Author

KRI Nanggala. (ANTARA FOTOM Risyal Hidayat) / Gunung Semeru saat mengeluarkan lava pijar. (ANTARA/Zabur Karuru)

Bencana alam dan tragedi memilukan datang silih berganti di tahun 2021. Di tahun ini, ada banyak bencana dan tragedi besar yang menyayat hati.

Beberapa tragedi dan bencana besar yang terjadi di tahun 2021 ini telah menyisakan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan dan masyarakat Indonesia.

Berikut sederet tragedi dan bencana terbesar di sepanjang tahun 2021.

1. Jatuhnya Sriwijaya Air

Serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Masih awal tahun, masyarakat dikejutkan dengan kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak di Kepulauan Seribu.

Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut terjadi pada Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat tersebut mulai hilang kontak sekitar pukul 14.40 WIB pada ketinggian antara 11.000 hingga 13.000 kaki.

Pesawat Sriwijaya Air sendiri kala itu mengangkut sebanyak 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak dan tiga bayi. Tak ada satupun yang selamat dalam kecelakaan tersebut.

Butuh waktu lama untuk mencari jasad korban usai pesawat itu jatuh ke laut. Proses identifikasi jenazah juga baru selesai pada akhir Maret 2021.

2. Gempa Majene dan Mamuju, Sulbar

Reruntuhan di Mamuju akibat gempa. (ANTARA FOTO/Akbar Tado)

Gempa berkekuatan Magnitudo 6,2 meluluhlantakkan Sulawesi Barat (Sulbar) pada 14 Januari 2021. Majene dan Mamuju menjadi daerah terdampak gempa terparah.

Akibat gempa tersebut, kantor gubernur Sulbar rata dengan tanah. Ribuan orang mengungsi, 637 orang mengalami luka-luka dan puluhan orang meninggal akibat gempa.

Baca juga: KSAL Sebut KRI Nanggala-402 Sudah Biasa Latihan Menembak Torpedo

Rumah warga hancur tak berbentuk akibat gempa. Ratusan anak-anak tak bisa bersekolah karena gedung sekolah dan rumah mereka hancur.

Akibat gempa tersebut, negara mengalami kerugian sebesar Rp494,28 miliar.

3. Hilangnya KRI Nanggala 402

KRI Nanggala. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Belum reda kesedihan masyarakat Indonesia atas peristiwa jatuhnya Sriwijaya Air, pada 21 April 2021 masyarakat Indonesia kembali dikejutkan dengan hilangnya KRI Nanggala 402 di perairan laut Bali.

Kapal selam tersebut membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.

Sampai saat ini, jasad para anggota TNI AL tersebut tidak pernah ditemukan. Hanya barang-barangnya saja yang ditemukan mengapung di atas laut.

Berdasarkan hasil deteksi, KRI Nanggala ternyata berada di kedalaman 838 meter. Kapalnya diketahui sudah terbelah 3.

Keluarga yang ditinggalkan telah mendapat santunan dari pemerintah dan siap memfasilitasi kebutuhan keluarga korban.

4. Banjir bandang di Sintang

Banjir Bandang di Sintang, Kalimantan Barat. (ANTARA FOTO/Abraham Mudito)

Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sempat dilanda banjir bandang selama berminggu-minggu pada November kemarin. Puncak banjir terjadi pada 16 November.

Diketahui, ada sekitar 7 kecamatan di Sintang yang sudah terendam banjir selama lebih dari 3 minggu. Ribuan warga Sintang mengungsi dan ratusan rumah tenggelam akibat banjir tersebut.

Pemerintah mengatakan bahwa banjir di Sintang terjadi karena hujan yang ekstrem. Banjir di Sintang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 21 ribu rumah terendam.

5. Erupsi Gunung Semeru

Petugas SAR melakukan pencarian korban di kawasan lintasan awan panas Gunung Semeru di Dusun Renteng, Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (10/12/2021). (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu, 4 Desember 2021 sekitar pukul 14.50 WIB. Akibat bencana alam ini, ribuan warga mengungsi.

Per 21 Desember 2021, total korban jiwa Gunung Semeru menjadi 50 orang.

Ada sebanyak 10.400 warga yang mengungsi ke 406 titik pengungsian. Sebagian besar warga mengungsi di dalam wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Titik pengungsian masih terpusat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Candipuro 21 titik dengan 4.645 jiwa, Pasirian 17 titik dengan 1.732 jiwa, dan Pronojiwo 4 titik, yang menampung 1.077 jiwa.

Adapun titik pengungsian di luar Kabupaten Lumajang berada di Kabupaten Malang 9 titik dengan total 341 jiwa, Blitar 1 titik dengan 20 jiwa, Probolinggo 1 titik dengan 11 jiwa, dan Jember 3 titik dengan 13 jiwa.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir