Minggu, 21 NOVEMBER 2021 • 19:43 WIB

4 Fakta Warga Palestina Ditembak Mati oleh Polisi Israel, Sempat Tembak 4 Orang Lebih Dulu

Author

Seorang anak lelaki petugas medis Palestina Mohamed Al-Judaily menangis melihat jenazah ayahnya dalam pemakaman di pusat Jalur Gaza. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

Seorang pria bersenjata Palestina dari kelompok Islam Hamas ditembak mati oleh polisi Israel di Kota Tua Yerusalem pada Minggu pagi (21/11/2021) waktu setempat.

Sebelum ditembak mati, anggota kelompok Hamas itu lebih dulu menembak empat warga sipil. Satu dari empat orang yang dia tembak tewas.

Peristiwa tersebut merupakan serangan kedua yang terjadi di Yerusalem dalam empat hari terakhir, demikian dilansir Reuters.

Berikut empat fakta penembakan tersebut.

1. Dekat Kompleks Masjid Al-Aqsa

Penembakan itu terjadi di dekat salah satu gerbang kompleks Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam. Orang-orang Yahudi menghormati situs tersebut sebagai sisa dari dua kuil kuno.

Seorang anak berduka saat pemakaman seorang warga Palestina, yang tewas saat bentrok dengan pasukan Israel, di Tammun, Tepi Barat, Sulasa (16/11/2021). ANTARA/REUTERS/Mohamad Torokman/WSJ

Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel, Omer Barlev menyebut bahwa pria bersenjata itu merupakan anggota Hamas dari Yerusalem Timur. 

"Dia diduga menggunakan senapan mesin ringan dalam serangan itu," kata Barlev.

Hamas sendiri telah mengkonfirmasi bahwa pria tersebut memang anggota mereka.

2. Inggris Sepakat dengan AS

Keluarga warga Palestina Raed Abu Tair, yang tewas dalam aksi protes di perbatasan Gaza-Israel, menangis saat pemakamannya di selatan Jalur Gaza, Sabtu (4/5/2019). (REUTERS/MOHAMMED SALEM)

Sebelumnya pada Jumat (19/11/2021), Inggris mencap Hamas, yang selama ini mengontrol Jalur Gaza dan menolak hidup berdampingan secara permanen dengan Israel, sebagai kelompok teroris. 

Langkah itu menunjukkan bahwa sikap Inggris sejalan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Serangan itu membuat dua warga sipil mengalami luka serius, salah satunya meninggal di rumah sakit, menurut seorang juru bicara polisi. Dua petugas polisi terluka ringan.

3. Sikap Israel

Anak-anak Palestina. (REUTERS/Suhaib Salem)

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memerintahkan agar keamanan ditingkatkan di sekitar Yerusalem setelah serangan tersebut.

"Pada pagi seperti ini, seseorang dapat menarik dukungan dari keputusan (Inggris) untuk menggambarkan Hamas - termasuk apa yang disebut sayap politiknya - sebagai organisasi teroris," kata Bennett, dikutip dari Reuters.

Untuk diketahui, Israel merebut Kota Tua dan bagian lain Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967 dan mencaploknya secara sepihak. Langkah Israel itu tidak diakui secara internasional.

Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan. Sementara Israel mengatakan seluruh kota adalah ibukota abadi dan tak terpisahkan.

4. Kesaksian Salah Satu Korban

Rabi Zevi Katzanelbogen, seorang warga yang tinggal di kawasan Yahudi di Kota Tua, mengatakan bahwa dia sedang berjalan pulang selepas dari salat subuh di Tembok Barat. Saat itu, ia berbelok di tikungan dan mendengar suara tembakan. 

"Beberapa saat kemudian saya terkena peluru di lengan saya," katanya kepada wartawan, seperti dilansir ABC news.

Menteri Keamanan Publik Omer Bar Lev mengatakan kepada wartawan bahwa pria bersenjata itu adalah anggota sayap politik Hamas dari kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem timur. Istri pria itu meninggalkan negara itu tiga hari sebelumnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: