Kamis, 30 SEPTEMBER 2021 • 11:20 WIB

Pilu Dokter di Aceh Terjepit Meja saat Diamuk Warga yang Menolak Vaksin, Kakinya Lebam

Author

Dokter korban amukan massa. (Istimewa)

Penggerudukan posko vaksin yang dilakukan oleh warga Ujong Serangga, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) pada Selasa (28/9/2021) menyedot perhatian publik.

Warga mengamuk dan mengobrak-abrik meja karena merasa dipaksa melakukan vaksin. Setelah kejadian, tampak berkas dan kursi yang sudah hancur berserakan.

Saat penggerudukan terjadi, sejumlah petugas yang ketakutan berusaha melarikan diri. Namun, satu orang dokter bernama Fanni Eprilia Tika terjebak di antara massa yang sedang mengamuk. Fanni mengatakan bahwa dirinya terjepit meja.

Fanni juga mengaku bahwa dirinya sempat dipukul oleh salah satu warga. Peristiwa tersebut membuat Fanni ketakutan dan mengira bahwa hidupnya akan berakhir di hari itu.

"Yang memegang kursi yang memukul saya. Saat ini yang saya pikirkan, seperti hidup saya sudah berakhir di sini yang terbayang hanya suami dan anak saya di rumah yang sedang menunggu saya pulang," cerita Fanni lewat akun Instagram miliknya.

Dalam postingannya, Fanni memperlihatkan penampakan saat dirinya terjebak di tengah massa. Fanni juga menunjukkan kakinya yang lebam karena lemparan kursi dan batu.

Namun, Fanni akhirnya berhasil melarikan diri mencari pertolongan sambil menahan sakit di kakinya.

Baca juga: Warga di Aceh Barat Daya Marah Dipaksa Vaksin Covid-19, DPR: Ngapain Dipaksa-paksa

Meski menjadi korban kekerasan warga yang menolak vaksin, Fanni tetap tidak akan menyerah dan tetap akan membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongannya. Ia tetap akan menjalankan profesinya sebagai dokter dengan baik.

Namun, ia berharap pemerintah bisa membantu mengedukasi agar masyarakat bisa lebih paham mengenai vaksinasi Covid-19.

"Jika ditanya apakah saya masih sanggup membela negeri ini? Dengan lantang saya akan menjawab, saya masih siap. Saya tidak gentar sama sekali, saya tidak takut sama sekali,” ucap Fanni.

"Tapi, tolong pemerintah katakan kepada masyarakat kalau kami ini tempatnya mereka sakit, ketika senang dan sehat tidak akan ada pasien yang datang karena kami hanya gudangnya keluhan orang sakit. Dan pemerintah tolong katakan, kalau kami hanya menjalankan perintah kalian dan bukan kami yang membuat aturan. Kami tidak pernah memaksa siapa pun untuk divaksin jika tidak bersedia," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir