Pelajar di Kota Medan meminta agar Wali Kota Medan Bobby Nasution memperbolehkan digelarnya kembali belajar tatap muka. Sebab, sudah hampir dua tahun mereka belajar secara daring atau online.
Mengutip dari Antara, seorang siswi bertanya apakah setelah vaksin dia bisa belajar tatap muka.
"Apakah setelah vaksin bisa pembelajaran tatap muka?" tanya siswi SMP Negeri 4, Junita Simanjuntak, saat berdialog dengan Bobby Nasution yang meninjau vaksinasi pelajar di SMP Negeri 23, Kamis (16/9/2021).
Junita selanjutnya mengungkapkan bahwa banyak kendala yang ditemui selama pembelajaran online seperti tidak semua memiliki android atau kuota. Hal senada disampaikan Nehemia, siswi di SMP Negeri 23, dia juga meminta agar belajar tatap muka digelar.
Nehemia mengungkapkan tidak semua murid bisa belajar secara online karena keterbatasan.
"Bagaimana tanggapan bapak soal siswa/i yang tidak punya hape atau kuota," tanya dia.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menjawab pembelajaran tatap muka dilakukan apabila pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) turun level.
Dengan semakin gencarnya vaksinasi dan turunnya kasus aktif, menantu Presiden Jokowi itu optimis PPKM Medan bakal turun level.
"Bisa tatap muka kalau Medan turun level, upaya hari ini bisa menurunkan status Medan dari level IV ke level III dan II. Setelah ada perbaikan pendataan kasus aktif dari 7.000, menjadi 1.500," jelasnya.
Terkait kendala ketiadaan perangkat untuk belajar online, menurut dia dapat diatasi dengan belajar luar jaringan (luring).
"Sepertinya pertanyaan adik kita Nehemia mewakili keluhan semua murid, bahkan orangtua. Semoga bisa turun level jadi bisa belajar tatap muka," ucap Bobby.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMP Negeri 23 Medan, Jamal Husen Harahap, mengungkapkan ada seribu murid dari lima sekolah yang akan mengikuti program vaksinasi.
"Untuk jam kedatangan murid pun kita atur bergelombang agar tidak terjadi kerumunan," bilangnya.
Apabila pembelajaran tatap muka digelar, pihaknya tetap akan mengikuti pedoman yang sudah ada. Di mana, jumlah murid maksimal 25 persen setiap kelas.
"Di sini satu kelas 32 orang, berarti hanya delapan murid dan jumlah jam belajar maksimal hanya dua jam," pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Proses Verifikasi Stadion Teladan Berlangsung Gelap Gulita, Ternyata Ini Penyebabnya
Malang, Pedagang Sayur di Medan Tewas Terlindas Kereta Api Pengangkut Barang
Pajak Lama Perbaungan Mendadak Terbakar, Ratusan Kios Ludes dalam Sekejap
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: