Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah untuk melakukan pengetatan kedatangan warga negara asing (WNA) dari negara yang banyak kasus Covid varian Mu dan Lambda diantaranya Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada. Selain itu sejumlah Negara di Eropa seperti Inggris.
“Pengetatan dan pengawasan itu guna antisipasi dampak penyebaran Covid-19 varian Mu, Lambda dan C.1.2 yang saat ini menjangkiti puluhan negara. Karena itulah pentingnya bandara-bandara Internasional di Indonesia melakukan pengetatan Negara-negara yang banyak kasus Covid-19 varian baru,” kata Mufida, kamis (16/9/2021).
Hanya saja menurut Politisi PKS ini perlu adanya revisi Permenkumham 27 tahun 2021. Sehingga pelarangan TKA ke Indonesia benar-benar nyata, terutama bagi mereka yang sudah mendapat ITAS.
Baca juga: Wagubsu Ijeck Sebut Vaksin Tak Cegah Covid, Tapi Bisa Kurangi Gejala Berat saat Terinfeksi
"Perlu ada revisi Permenkumham 27 Tahun 2021 agar semangat pelarangan TKA ke Indonesia benar-benar nyata. Terutama mereka yang mendapat ITAS tapi kembali ke negaranya lalu masuk lagi ke Indonesia harus ditolak dalam kondisi seperti ini," jelas dia.
Selain itu, Mufida berkata perjuangan warga yang bersabar hampir dua bulan lebih dengan berbagai level PPKM harus diikuti dengan pembatasan kedatangan WNA dari luar negeri. Mengingat tiga varian baru ini disebut bisa menurunkan kadar antibodi tubuh dan dampak efikasi dari vaksin.
"Terlebih ini terkait tiga varian baru yang disebut menurunkan kadar antibodi tubuh dan dampak efikasi dari vaksin. Jangan sampai angka vaksinasi kita yang belum cukup besar harus ditambah dengan ancaman tiga varian baru ini," tuturnya.
Mufida menyebut varian Mu yang pertama kali terdeteksi sejak Januari 2021 di Kolombia ini sudah ada di 49 negara. Artinya, penyebarannya semakin masif sejak ditemukan hampir enam bulan silam.
Kemudian badan kesehatan dunia atau WHO memasukkan varian Mu dan Lambda sebagai varian of interest (VOI), karena dianggap cukup mengancam, bisa menyebar lebih cepat, menyebabkan infeksi parah dan lolos dari kekebalan yang diinduksi vaksin Covid-19.
"Meski disebut penularannya tidak secepat varian Delta tapi disebut kebal terhadap vaksin. Kita mesti waspada sejak dini, jangan sampai kecolongan lagi," kata dia.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: