Minggu, 15 AGUSTUS 2021 • 23:15 WIB

Cak Nun Ajak Rakyat Tak Benci Jokowi, Refly Harun: Sebenarnya Ini Kritikan Halus

Author

Refly Harun di Kanal YouTubenya. (foto/istimewa)

Seorang Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun kembali menanggapi berita-barita yang bersinggungan dengan orang nomor satu di Indonesia, Joko Widodo. Kali ini ia menanggapi terkait pemberitaan Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal dengan sebutan Cak Nun.

Ia tanggapi perihal Cak Nun ajak rakyat tak benci Presiden Repulbi Indonesia, Joko Widodo. Menurutnya, Cak Nun mengajak rakyat seperti itu, adalah sebuah kritikan halus.

"Tapi sebenarnya ini kritik halus dari caknun ya," ujar Refly Harun, seperti yang dikutip Indozone, Minggu, (15/8).

Menurutnya, seorang tokoh intelektual Muslim ini, super cerdas.

"Karena kalau ngomong sperti main biliard, matanya ke kanan tetapi nembaknya ke kiri. Bicara kasihan tetapi agak sedikit melece, bukan menghina tetapi meleca," ucapanya.

Kemudian ucapan Cak Nun tetang ada yang lebih berkuasa lagi di Indonesia ketimbang Presiden Jokowi, ia katakan, bahwa mantan Wali Kota Solo itu tidak memegang kekuasan penuh di negara Indonesia.

"Karena dia (Presiden Jokowi) tidak memegang kekuasaan maka dia perlu dikasihani. Tetapi pada saat yang sama (at the same time), ini sebenarnya lucu juga. Karena dia adalah orang nomor satu dalam presidensil tetapi kok nggak berkuasa," pungkasnya.

Ia juga mengatakan ada dua hal yang ia singung dalam kesempatan ini, yakni Jokowi as a person dan Jokowi as a presiden.

"Nah kalau Jokowi as a person, ya justru kita harus jauh rasa benci, rasa dengki dan rasa tidak suka itu. Karena kita bicara tentang hubungan sesama manusia, apalagi dia sudah berbuat banyak untuk Republik ini. Jadi, tidak ada alasan untuk membencinya secara personal," pungkasnya.

Kemudian, ia juga menyampaikan bila Jokowi as a presiden, tentu tidak berbicar benci dan tidak benci.

"Karena presiden itu nama jabatan, memang itu jabatan disandang orang. Maka kalau Jokowi sebagai presiden, bahasanya bukan benci atau tidak benci tetapi bahasanya adalah kita menjaga nurani publik, karena itu kita melontarkan dan menyampaikan kritik kepad Jokowi sebagai presiden. Tentu saja yang kita kritik adalah tenatng kebijakannya yang kurang pas," pungkasnya.

Di sisi lain, ketika netizen menyingung terkait ajakan kasihan untuk presiden Jokowi, ia sebutkan ini adalah sebuah satire dari Cak Nun dan ini merupakan gaya Cak Nun untuk mengkritik.

"Tetapi gayanya adalah dia ingin mengatakan Presiden Jokowi itu bukan presiden yang berkuasa tetapi dia yang dikendlikan. Maka dari itu, kita jangan benci sama dia, kita kasihani saja. Nah itu sama saja kritik dan halus banget," tuturnya.

Seperti diketahui, Budayawan, Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun mengajak rakyat Indonesia agar tak membenci Presiden Jokowi. Menurutnya, mantan wali kota Solo itu harusnya dikasihani.

Hal terkait Jokowi tersebut diungkapkan Cak Nun lewat videonya yang tayang di kanal YouTube Saeful Zaman seperti dilihat pada Sabtu 14 Agustus 2021.

Dalam video berjudul ‘Siapa di Belakang Jokowi dan Megawati yang Mengendalikan Mereka’ tersebut, awalnya Cak Nun hendak menyampaikan bahwa apa yang kita ketahui tentang Indonesia masih sangat terbatas.

Selama ini, menurut Cak Nun, kita mungkin mengira kekuasaan tertinggi dipegang Presiden Jokowi. Namun, kenyataannya ada sosok lain yang lebih kuat di balik Jokowi.

“Indonesia ini bukan hanya sekadar yang kamu sangka, ada segmen-segmen, ada level-level, ada kader-kader yang menjadi faktor berubahnya Indonesia. Jangan pikir Indonesia berlangsung seperti yang kalian skenariokan,” ungkapnya.
     

 
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: