Presiden Jokowi mengakui kemunculan virus Covid-19 varian Delta di Indonesia tidak terprediksi sebelumnya.
"Dulu di Januari, Februari, Maret, April, Mei kondisi dari COVID-nya sudah mulai turun, kalau corona turun, ekonomi pasti naik, sudah kelihatan itu sebetulnya, tetapi tanpa terprediksi muncul yang namanya varian Delta, varian jenis baru dari corona," kata Presiden Jokowi, Jumat (30/7/2021).
Virus Covid-19 varian Delta yang berasal dari India ini dikenal sangat menular dan membuat ekonomi kembali terguncang. Kasus positif Covid-19 pun naik drastis.
Pertambahan kasus ini yang membuat pemerintah akhirnya dengan berat hati memberlakukan PPKM Darurat pada 3-20 Juli 2021.
"Tidak ada jalan lain saat itu di Pulau Jawa dan Bali kita lihat titik-titik merah semua, tidak ada yang kuning, sehingga keputusan yang sangat berat dengan PPKM Darurat karena tidak ada cara yang lain secara itu, melompat kasusnya dan alhamdulillah sekarang paling tidak bisa kita rem, pelan-pelan tapi bisa kita rem," ungkap Presiden.
Alhasil, kasus Covid-19 di Jawa dan Bali perlahan turun, namun malah kini di luar Jawa yang kasusnya naik.
Jokowi menegaskan dia bukan hendak menakut-nakuti, hanya bersikap realistis belum ada yang bisa memprediksi kapan pandemi akan berakhir, termasuk WHO.
Jokowi juga menambahkan tidak memberlakukan "lockdown" karena tidak menjadi solusi efektif mengatasi Covid-19.
"Tidak bisa kita tutup, 'lockdown' seperti negara lain, 'lockdown' artinya tutup total, kemarin PPKM Darurat kan semi 'lockdown', itu masih semi saja saya masuk kampung, saya masuk ke daerah semuanya menjerit untuk dibuka. 'Lockdown' itu juga belum bisa menjamin permasalahan bisa selesai," jelas Presiden.
Agar Indonesia bisa segera keluar dari pandemi, vaksinasi akan terus dikebut dan ditargetkan pada akhir 2021 vaksinasi Covid-19 sudah mencapai 70% warga Indonesia.
"Insya Allah kalau sudah 70 persen vaksinasi paling tidak daya tular dari virus ini menjadi agak terhambat, kalau sudah tercapai yang namanya kekebalan komunal atau 'herd immunity'," pungkas Jokowi.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: