Kim Jong Un kini dipusingkan masalah yang lebih mendesak dibandingkan budaya Kpop atau nuklir. Dia harus memberi makan rakyatnya di tengah kondisi krisis pangan di Korea Utara.
Dilansir KCNA, Kim Jong Un mengakui dalam pertemuan politik bahwa saat ini Korea Utara mengalami krisis pangan dan stok makanan menipis.
"Situasi pangan rakyat sekarang semakin tegang," kata Kim Jong-un, dikutip dari BBC.
Penyebabnya adalah karena bencana alam badai tahun lalu memporak-porandakan pertanian. Impor bahan makanan juga sulit karena perbatasan masih ditutup gara-gara pandemi Covid-19.
Akibatnya, harga sembako di Pyongyang, ibukota Korut, melonjak drastis. Harga gula, kentang, minyak, dan tepung terigu naik drastis.
Barang-barang tambahan seperti teh atau kopi juga ikut meroket. Kini, sebungkus kecil teh hitam bahkan dijual Rp1 juta dan sebungkus kopi dijual Rp1,4 juta. Harga 1 kg pisang bahkan mencapai Rp640 ribu.
Organisasi FAO memperkirakan Korea Utara kekurangan 860 ribu ton makanan yang setara dua bulan stok nasional. Kim Jong Un meminta jajarannya memutar otak agar bisa menyelesaikan krisis pangan tersebut.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: