Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA), Desak Made Darmawati baru-baru ini jadi sorotan publik usai videonya saat berceramah tentang kenapa dia masuk Islam, viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah kanal YouTube Mirah Official pada 16 April 2021, Desak yang tampil mengenakan kerudung merah jambu, berbicara di hadapan sejumlah pria dan wanita.
Yang jadi sorotan, dalam ceramahnya, Dosen bergelar S-3 yang menjabat sebagai Ketua Pusat Kewirausahaan dan Karier Mahasiswa UHAMKA itu malah menghina agama Hindu, agama yang dianutnya sebelum masuk Islam.
Namun celakanya, semua yang ia katakan tentang agama Hindu justru merupakan kekeliruannya dalam memahami konsep ketuhanan Hindu.
Pertama, ia mengaku pernah diajak ayahnya waktu kecil untuk menonton upacara ngaben. Namun, ia keliru dengan menyebut lokasi upacara Ngaben di alun-alun. Padahal Ngaben biasanya dilakukan di setre atau seme (kuburan).
"Saya dari umur 5 tahun, digendong bapak saya, diajak ke alun-alun. Di situ ada orang meninggal, diaben, dibakar dsb. Saya ketakutan dan panas dingin," katanya.
Kedua, ia mengaku bingung dengan konsep Trimurti di dalam konsep ketuhanan Hinduisme. Ia menganggap Tuhan Hindu banyak. Padahal, Tuhan dalam Hindu, sebagaimana dalam keyakinan lain manapun di dunia, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa.
"Ada Trimurti Brahma, Wisnu, Siwa. Pencipta, Pelebur, Pemelihara. Jadi saya lebih bingung juga, kok ada banyak Tuhan gitu loh, Bapak Ibu hehehe," katanya sambil tertawa.
Ketiga, Desak juga menghina ritual peribadatan agama Hindu dengan menceritakan kisah tentang ayah kandungnya sendiri yang melaksanakan sembahyang malam. Ia menyebut agama Hindu adalah agama yang mengakal-akali.
"Pohon beringin diselimuti pakai kain hitam putih. Saya pribadi mengasosiakan itu, mohon maaf nih, agama Hindu itu budi akal manusia. Kenapa? Diakali-akali gitu lho, Bapak Ibu," katanya sambil tertawa, disambut tawa jemaahnya.
Tak sampai di situ, Desak juga menghina Bali dengan menyebut bahwa Bali adalah pusat setan terbesar di dunia, di samping India, Cina, dan Korea. Ia mendasarkan pendapatnya itu lantaran di Bali tidak terdengar suara adzan.
"Menurut saya, setan terbesar di dunia ini India, Bali, Cina, Korea. Kenapa? Pertama tidak ada azan. Dijemput setannya, pakai sajenan, pakai potong ayam putih, itam, disajikan di rumah," katanya.
Kata Desa pula, mengajari jemaah yang mendengarkannya, agar jangan buka pintu saat adzan berkumandang.
"Kalau adzan, pintu jangan dibuka. Mohon maaf, manusia yang saat hidup tidak beragama Islam, dia mau kembali ke dunia, mau masuk Islam. Makanya dia ada di pintu-pintu yang adem. Makanya adzan jangan buka pintu. Makanya di Bali setan diundang," katanya.
Atas videonya yang viral itu, Desak pun dilaporkan ke Polda Bali oleh Aliansi Masyarakat Bali pada Jumat (16/4/2021).
Ketua Kesatria Keris Bali, I Ketut Ismaya Jaya meminta pihak kepolisian agar segera mengusut kasus penistaan tersebut.
Namun, laporan mereka ditolak karena dianggap belum memenuhi syarat untuk kasus pelanggaran UU ITE.
"Ada beberapa unsur yang masih kurang. Misalnya tentang siapa yang awal menyebarkan. Dan ini disebarkan dalam konteks apa, apakah untuk umum ataukah di tempat mereka saja," ujar Ismaya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: