Rabu, 03 MARET 2021 • 19:37 WIB

Beredar Kabar Gembong MIT Ali Kalora Tertembak, Polisi Bilang Begini

Author

Kiri: Ali Kalora, kanan: Briptu Herlis Pombili anggota polisi yang tewas di Poso. (Ist)

Tembak-tembakan antara TNI-Polri dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) kembali memanas dalam beberapa hari terakhir.

Yang teranyar, dari kubu TNI-Polri tewas satu orang. Dia adalah Briptu Herlis Pombili dari tim Bravo 5 dari Satuan Gabungan Khusus (Satgabsus).

Di tengah kabar tersebut, muncul selentingan yang menyebut bahwa gembong MIT, Ali Kalora, tertembak dalam baku tembak tersebut.

Benarkah begitu?

Menjawab pertanyaan itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono tidak bisa memastikan.

Rusdi hanya bisa memastikan bahwa dua orang yang tewas pada baku tembak hari Senin (1/3/2021) adalah orang yang masuk 11 orang buronan Kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora.

"Yang jelas dapat dipastikan dua itu DPO dari kelompok MIT yang meninggal dunia. Itu yang bisa dipastikan," ucap Rusdi.

Mereka adalah Samir alias Alfin asal Provinsi Banten; dan Khoirul, warga Kabupaten Poso yang merupakan anak mantan pimpinan MIT Poso, Santoso.

Dua orang yang tertembak tersebut tidak memiliki ikatan darah dengan Ali Kalora. Kendati demikian, keduanya adalah anggota kelompok sipil bersenjata MIT Poso.

DPO MIT Poso sebelumnya berjumlah 11 orang, terbagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok berjumlah tujuh orang, dan satu kelompok berjumlah empat orang.

Kelompok yang berjumlah empat orang dipimpin Ali Kalora inilah yang terlibat baku tembak dengan tim Satuan Tugas Madago Raya, gabungan TNI/Polri, Senin (1/3).

Hingga kini Satgas Madago Raya, TNI/Polri masih melakukan pengejaran terhadap 9 DPO kelompok MIT pimpinan Ali Kalora.

Terkait pemakaman dua anggota kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora tersebut, Rusdi mengatakan jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

"Kewajiban Polri setelah melakukan identifikasi menyerahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Sampai sekarang masih proses identifikasi," tutur Rusdi.

Sementara itu, satu dari dua teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bernama Khoirul yang tewas saat baku tembak dengan TNI-Polri kemarin, ternyata tewas karena bom mereka sendiri yang meledak.

"Si Khoirul membawa bom rakitan dan ini meledak. Jadi mereka kena ledakannya sendiri. Jadi mereka luka kena ledakan dan ada beberapa luka karena bom yang dibawanya," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Pol Didik Supranoto saat dihubungi wartawan, Rabu (3/3/2021).

Satu teroris lainnya tewas karena terkena tembakan dari personel TNI-Polri. Total, ada dua anggota teroris MIT.

"Jadi yang satu si Alfin ini kan luka tembak karena kontak senjata," beber Didik.

Baku tembak tersebut juga menewaskan seorang prajurit TNI Praka Dedi Irawan.

Rusdi mengatakan saat ini tim gabungan TNI/Polri tengah mengincar simpatisan-simpatisan yang memberikan logistik kepada kelompok Ali Kalora tersebut.

"Setelah TNI dan Polri banyak di sana, aktivitas mereka (kelompok MIT) semakin terjepit, mudah-mudahan bisa segera diselesaikan kelompok Ali Kalora ini," kata Rusdi, dikutip dari Antara.

Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora bersembunyi di pegunungan dan hutan-hutan usai kontak tembak. Tim TNI/Polri melakukan penyisiran dan pengejaran di sejumlah pegunungan di wilayah Kabupaten Poso.

"Kita sedang dalami pihak-pihak yang memberi logistik kepada kelompok ini," ujar Rusdi.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir