Selasa, 24 NOVEMBER 2020 • 12:34 WIB

Mengenal 'Kubu-kubu' di Tubuh Polri hingga Persaingan pada Bursa Calon Kapolri

Author

Sertijab 8 Kapolda dipimpin Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (20/11/2020). (Divisi Humas Mabes Polri)

Memanas! Kata yang pas akhir-akhir ini dalam bursa calon Kapolri usai Kapolri Jenderal Idham Azis mencopot Irjen Pol Nana Sudjana dan Irjen Rudy Sufahriadi dari jabatan strategis di tubuh Polri. Berbagai pihak menilai pencopotan itu merupakan bagian dari 'sukses' bakal calon Kapolri 2021 mendatang.

Dari pengamatan Indozone, ditubuh Polri sendiri memiliki geng-geng alias kubu-kubu yang berbeda. Ada empat geng di tubuh Polri yang semakin kuat bersaing untuk menjadi pimpinan tertinggi di Polri menggantikan Jenderal Polisi Idham Azis.

1. Geng Solo

Kota Solo. (surakarta.go.id)

Geng pertama yang akan dibahas yakni Geng Solo. Nama Geng Solo ini merupakan sebutan dari anggota Polri yang pernah bertugas di Solo semasa Joko Widodo masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Ada beberapa nama jenderal polisi Geng Solo yang karirnya 'mentereng' dan masuk ke dalam bursa calon Kapolri. Namun, tak elok kalau nama-nama itu diulas dalam tulisan ini.

Indonesian Police Watch (IPW) sendiri menyebut Jenderal Idham berhasil melengserkan Geng Solo dari daftar bursa calon Kapolri usai mencopot Irjen Nana dan Irjen Rudy. Namun, pencopotan itu tentunya sudah atas restu Istana.

"IPW menilai 'teriakan' Presiden tentang kerumunan massa Rizieq dimanfaatkan Idham untuk melakukan rotasi dalam rangka menyongsong suksesi Kapolri. Dalam hal ini Idham bisa dinilai telah menggeser kekuatan Geng Solo yang selama ini disebut sebut sebagai calon kuat dalam bursa Kapolri namun, penggeseran Geng Solo itu atas restu Istana," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane kepada Indozone, Selasa (24/11/2020).

2. Geng Makassar

Kota Makassar. (Istimewa)

Geng Makassar merupakan sebutan dari orang-orang kepercayaan Jenderal Idham. Idham Azis memang diketahui berasal dari Makassar.

Ada beberapa nama-nama anggota Polri yang kini menjabat ditempat yang sangat strategis. Salah satunya Irjen Pol Fadil Imran yang kini bertugas menggantikan Irjen Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya.

Usai dipindahtugaskan dari Kapolda Jawa Timur menjadi Kapolda Metro Jaya, otomatis karir Irjen Fadil semakin meroket. Nampaknya nama Fadil pun akan sulit tergerus di daftar bursa calon Kapolri.

"Dalam mutasi ini ada sejumlah orang Idham Azis yg bergeser ke posisi strategis, antara lain menduduki jabatan Kapolda metro dan Kapolda Jatim," beber Neta.

3. Geng Pejaten

Ilustrasi polisi. (Istimewa)

Setalah Geng Solo, Geng Makassar, mencuat nama Geng Pejaten. Sayangnya, IPW tidak membeberkan secara jelas terkait dengan Geng Pejaten ini.

Namun, dari informasi yang berhembus Geng Pejaten merupakan anggota Polri yang lekat dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).  Geng Pejaten disebut IPW memiliki peluang lebih besar dibanding Geng Solo dalam hal peraihan tahta tertinggi Polri.

"Tergusurnya anggota Geng Solo otomatis memperkuat Geng Makassar serta memberi peluang bagi Geng Pejaten," kata Neta.

4. Kelompok Independen

Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis (tengah). (ANTARA/Reno Esnir)

Para jenderal polisi di tubuh Polri tidak serta merta bergabung dengan kubu-kubu yang sudah diulas di atas. Ada pula sebutan 'Kelompok Independen' bagi jenderal polisi yang tidak tergabung di geng tertentu.

Beberapa daftar nama di bursa calon Kapolri akan bersaing ketat untuk menggantikan Jenderal Idham Azis. Pemilihannya pun merupakan hak dari Presiden Joko Widodo.

"Semua menjadi hak prerogatif Presiden tentang siapa yang akan dipilihnya menjadi Kapolri," pungkas Neta.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir