"Kita lakukan ini pada kepala sekolah, guru, kemudian nanti ada beberapa yang lain yang nanti kita carikan lagi," katanya kepada wartawan saat ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (7/5/2025).
Lembaga pendidikan yang dimaksud itu, diduga melakukan kecurangan tersebut, yakni SMP Negeri 10 Yogyakarta.
"Ini dugaan ya. Kita akan cari dulu sumbernya, kemudian kita teliti betul, kita verifikasi sumbernya dari mana, nanti kita terangkum untuk tindak lanjut apa yang harus kita lakukan. Dan kita baru mencari dan mengumpulkan data-data itu. Data-data itu, sudah kita lakikan mulai dari kemarin sore sampai pagi tadi, dan di sore ini kita lanjutkan," ujarnya.
Dua pendidik dari sekolah tersebut, kata Suhirman, saat itu dimintakan menjelaskan sistematika pelaksanaan pra sampai hari-H ASPD.
"Kami suruh cerita bagaimana tesnya, bagaimana kemudian menyiapkan soal-soalnya, anak-anak (mengerjakan) seperti apa, tipenya seperti apa. Jadi memang harus cerita dulu," jelasnya.
Dugaan kebocoran soal ASPD di Kota Jogja Diketahui, satu orang guru yang dipanggil tersebut adalah salah satu yang ditugaskan Disdikpora DIY membuat soal.
"Kalau soal itu kita sampaikan bahwa diserahkan ke kami. Akhirnya gurunya bilang kalau dia tidak memberikan soal-soal semacam itu," ucapnya.
"Yang jelas kita tetap akan cross-check dulu. Tapi memang betul di sana itu ada salah satu guru ada yang jadi penyusun tapi bukan soal matematika," sambungnya.
Seharusnya, kata Suhirman, soal-soal ASPD tersebut tidak bisa disebarkan. Lantaran aturan setelah membuat soal, Disdikpora menghimbau
soft file soal untuk langsung dihilangkan.
"Begitu kita karantina (setelah dari masa isolasi atau karantina penyusunan soal itu), semua dokumen itu seharusnya sudah dihilangkan semuanya, jadi tidak ada akses setelah karantina," jelasnya.
Oleh karena itu, kembali ditegaskannya, sebagai antisipasi agar tidak terjadi kebocoran serupa, ia meminta kepada para guru yang ke depannya diamanatkan membuat soal serupa, untuk merahasiakannya.
"Pertama, ya intinya itu sudah begitu lepas kan kita habis semua dokumen. Kemudian guru-guru yang membuat soal itu supaya tidak membuat soal-soal atau tidak menyampaikan apapun setelah diisolasi," ujar Suhirman.
Terkait kemiripan kebocoran soal terhadap mata pelajaran Matematika itu, ia menuturkan masih diteliti lebih lanjut.
"Nah, ini yang baru kita teliti kembali. Kita nanti kita berikan komentar," pungkas Suhirman.
Salah satu orang tua menunjukkan kecurangan kebocoroan soal ASPD Kota Jogja Di sisi lain, Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta, Budi Anshori, mengatakan juga membantu Disdikpora DIY mengusut fakta-fakta terkait hal tersebut.
"
Saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sedang melakukan penelusuran untuk mencari fakta-fakta terkait hal tersebut," kata Budi dalam keterangannya, Rabu (7/5/2025).
Hasil penelusuran, kata Budi, akan dijadikan dasar untuk mengambil tindakan sesuai ketentuan yang berlaku.
"(Intinya) Kami dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berkomitmen untuk menegakkan peraturan yang berlaku," pungkas Budi.
Diberitakan sebelumnya ada unggahan percakapan di WhatsApp mengenai orang yang mengaku sebagai siswa SMPN 10 Kota Yogyakarta. Pengunggah mengaku ada kemiripan soal latihan ASPD dengan soal ASPD. Menurutnya, bisa saja pengunggah bukan merupakan murid SMPN 10 Kota Yogyakarta.