Kategori Berita
Media Network
Selasa, 22 APRIL 2025 • 09:25 WIB

Wakil Bupati Gunungkidul soal Tradisi Dua Rasulan: Momen Penting untuk Pererat Silaturahmi Antarwarga

Semarak tradisi bersih desa (rasulan) di Kabupaten Gunungkidul, Senin (21/4/2025).

INDOZONE.ID - Wakil Bupati Gunungkidul Joko Parwoto menghadiri tradisi bersih desa (rasulan) di dua lokasi berbeda pada hari yang sama, Senin (21/4/2025) kemarin.

Dua wilayah yang dikunjungi yakni Padukuhan Kamal, Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari dan Padukuhan Pulegundes II, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus.

Lokasi pertama yang dikunjungi Joko Parwoto adalah Padukuhan Kamal, Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari. Di lokasi ini, tradisi rasulan digelar secara meriah dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, yakni sebanyak 12 Rukun Tetangga (RT) turut berpartisipasi dalam kirab gunungan hasil bumi.

Masing-masing RT menghadirkan satu gunungan berisi hasil pertanian, sebagai simbol rasa syukur atas berkah panen yang diterima.

Kegiatan ini adalah bagian dari rasa syukur masyarakat terhadap hasil bumi yang mereka peroleh. Sekarang, rasulan tidak hanya menjadi ritual adat, tapi juga menjadi momen penting untuk mempererat silaturahmi antarwarga,” ucap Joko Parwoto di tengah-tengah warga Padukuhan Kamal.

Lanjut Joko menegaskan, Gunungkidul punya banyak kekayaan budaya, dan rasulan adalah salah satunya yang paling dikenal luas. Dulu, kegiatan ini murni sebagai bentuk syukur atas hasil panen.

BACA JUGA: Sejumlah Siswa SD di Gunungkidul Ini Lakukan Program Pertukaran Pelajar Internasional Selama Bulan April 2025

Namun sekarang, rasulan sudah berkembang menjadi ajang silaturahmi, ruang ekspresi seni dan budaya, serta hiburan rakyat.

Saya berharap, semangat kebersamaan dan gotong-royong yang tercermin dalam tradisi rasulan dapat terus dijaga sebagai warisan budaya yang hidup, dinamis, dan memberi dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.

Kita harus terus mendukung kegiatan seperti ini, karena budaya adalah identitas kita. Tanpa budaya, kita kehilangan jati diri,” lanjutnya.

Setelah selesai kirab dan doa bersama, 12 gunungan hasil bumi diperebutkan warga di tengah lapangan. Tradisi ini selalu menjadi daya tarik tersendiri, dan menghadirkan suasana penuh antusiasme serta kebersamaan.

Pada kesempatan yanga sama, Lurah Kalurahan Wunung, Sudarto, menyampaikan, rasulan dilaksanakan di tiga padukuhan secara terpisah karena letak geografis balai padukuhan yang cukup berjauhan.

Meskipun terpisah jarak, warga kami sangat kompak. Mereka bergotong-royong menggelar kegiatan seni dan budaya. Kekompakan inilah yang membuat tradisi rasulan tetap hidup dan berkembang,” ujarnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Keterangan Pers

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Wakil Bupati Gunungkidul soal Tradisi Dua Rasulan: Momen Penting untuk Pererat Silaturahmi Antarwarga

Link berhasil disalin!