INDOZONE.ID - Ratusan relawan bergotong-royong membersihkan sampah plastik di Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (4/1/2024).
Musim hujan tahun 2024 membawa gelombang besar sampah plastik yang disebut seorang aktivis sebagai yang "terburuk" dalam sejarah pencemaran di pantai wisata tersebut.
Indonesia dikenal sebagai salah satu penyumbang terbesar sampah plastik di dunia, termasuk sampah laut. Setiap tahun, hujan deras dan angin kencang pada musim monsun menggerakkan gunungan sampah dari kota dan sungai menuju lautan.
Baca Juga: Jeritan Petugas Kebersihan Sampah di Kota Yogya : Minta Gaji Lebih
Sebagian besar sampah tersebut kemudian terbawa arus hingga ratusan kilometer sebelum terdampar di pantai-pantai Bali, terutama pada periode November hingga Maret.
Pantai Kedonganan yang terletak di selatan Bali menjadi salah satu lokasi terparah. Sampah plastik seperti gelas sekali pakai, sedotan, alat makan, hingga bungkus kopi instan tersebar di sepanjang pasir pantai, bercampur dengan sisa-sisa tumbuhan dan kayu.
Sekitar 600 relawan, mulai dari penduduk lokal, pekerja di sektor pariwisata, hingga wisatawan asing, berkumpul sejak pagi meski hujan mengguyur. Dengan tangan mereka sendiri, relawan mengumpulkan sampah dan mengisi ratusan karung besar.
Baca Juga: Dapat Danais 2025 Terbanyak di DIY, Kulon Progo dan Kota Yogya Janji Prioritaskan Polemik Sampah
Lembaga swadaya masyarakat lingkungan, Sungai Watch, menyebut kejadian ini sebagai pencemaran sampah plastik terparah yang pernah terjadi di Bali.
"Kami belum pernah melihat plastik setebal ini tertanam di pasir. Dalam enam hari pembersihan, kami berhasil mengumpulkan 25 ton sampah, ini adalah rekor bagi kami," ujar Gary Bencheghib, pendiri Sungai Watch.
Hasil audit yang dilakukan organisasi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar sampah plastik berasal dari kota-kota di Pulau Jawa..
Tatiana Komelova, seorang turis asal Rusia yang ikut serta sebagai relawan, mengaku terkejut melihat kondisi pantai yang penuh sampah. Pengalaman ini mendorongnya untuk mengurangi penggunaan plastik dalam keseharian.
"Saya tahu masalah ini ada, tapi tidak menyangka separah ini," ujarnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com