INDOZONE.ID - Indonesia telah mengalokasikan kuota impor beras tambahan sebesar 1,6 juta metrik ton untuk tahun 2024, setelah melakukan pengiriman dalam volume yang mendekati rekor pada tahun lalu.
Hal ini dikarenakan faktor kekeringan yang terkait dengan pola cuaca El Nino telah menunda panen di dalam negeri.
Kuota impor terbaru ini, yang merupakan tambahan dari 2 juta ton yang sebelumnya telah disetujui untuk tahun 2024, muncul di tengah-tengah ekspektasi bahwa panen bulan Januari-Maret akan lebih rendah daripada tahun lalu karena hujan di bawah normal di Jawa, wilayah utama penghasil beras di Indonesia.
Baca Juga: Satgas Pangan Polri Cek Stok Beras di Sejumlah Pasar Sampai Mini Market di Banten, Ini Hasilnya
"Pembelian beras Indonesia telah mendorong harga-harga global lebih tinggi dan berita ini menambah momentum bullish lebih lanjut di pasar," kata seorang pedagang beras yang berbasis di Singapura kepada Channel News Asia, Selasa (27/2/2024).
Harga beras Asia mendekati level tertinggi dalam 16 tahun terakhir setelah India, pemasok terbesar di dunia, membatasi ekspor tahun lalu.
Harga beras setengah matang yang diekspor dari pusat ekspor utama India naik ke rekor tertinggi minggu ini karena terbatasnya suplai dan sedikit peningkatan permintaan.
Harga-harga di pusat-pusat ekspor utama Thailand dan Vietnam mendekati level tertinggi sejak 2008.
Produksi Indonesia yang lebih rendah mengancam untuk memperketat suplai lebih lanjut, mendorong harga beras lebih tinggi.
Produksi beras Indonesia pada bulan Januari-Maret diperkirakan akan turun 2,82 juta ton dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, pejabat Kementerian Perdagangan Arif Sulistiyo mengatakan dalam sebuah pertemuan mingguan pemerintah yang disiarkan secara langsung.
Baca Juga: Satgas Pangan Polri Pastikan Tak Ada Penimbunan Beras saat Ini
Kementerian Perdagangan sedang berusaha untuk mengeluarkan izin impor untuk alokasi tambahan, Arif menambahkan.
Slide presentasinya menunjukkan target produksi tahunan yang tidak berubah yaitu 32 juta ton, dibandingkan dengan perkiraan 30,9 juta ton di tahun 2023.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: CNA