Rumah warga retak-retak (Z Creators/Firman Imansyah)
Muselan (60) warga Desa Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, bersama ratusan warga lainnya terpaksa meninggalkan rumah yang ditinggalinya selama ini, sebab jika tidak maka nyawa mereka jadi taruhannya.
Muselan berkisah, peristiwa tanah gerak yang membuat rumahnya retak-retak bermula saat hujan deras yang terjadi pada Sabtu (08/10/2022) lalu.
Saat itu hujan dengan intensitas tinggi terjadi dan membuat tanah di sekitar permukiman warga yang ada di Desa Tanggunggunung dan Desa Ngepoh longsor.
Imbasnya tanah yang ada di sekitarnya mengalami pergerakan hingga membuat rumahnya retak-retak.
"Mulainya ya Minggu malam, pas hujan itu, setelah itu sudah banyak warga yang takut tinggal di sini," ujarnya pada Kamis (13/10/2022).
Muselan mengaku, pergerakan tanah semakin mengkhawatirkan, sebab retakan di sebagian besar rumah semakin lebar. Dirinya mencontohkan retakan di salah satu rumah yang awalnya hanya sebesar jari, kini menjadi sebesar tangan lima jari.
"Ada yang awalnya retaknya sebesar jari, sekarang jari lima masuk ke retakan, semakin lama semakin lebar," ucapnya.
Sementara itu, PLT Camat Tanggunggunung, Heru Junianto menyebut, total terdapat 53 rumah di Desa Tanggunggunung dan 8 rumah di desa Ngepoh yang terimbas pergerakan tanah, dari jumlah tersebut, 11 rumah yang paling parah ditemukan di desa Tanggunggunung.
"Pokoknya kalau malam sudah ndak ada yang berani ke sini, kalau siang masih ada yang nengok hewan peliharaannya," jelas Heru.
Sebagian besar penduduk memilih mengungsi ke rumah saudara dan kerabatnya yang lebih aman, sebagian bahkan sudah ada warga yang memindahkan lemari, tempat baju dan lain-lain ke rumah saudaranya tersebut.
"Ada 11 KK yang mengungsi di rumah dinas Camat, sisanya di rumah saudara kerabatnya," ucap Heri.
Heru menjelaskan, dalam waktu dekat pihaknya akan meminta warga untuk menjauhi lokasi tanah gerak. Pemerintah setempat juga akan menerjukan ahli geologi untuk memastikan kelayakan lokasi tersebut untuk permukiman.
"Atau bagaimana kelayakan bangunan yang disarankan di lokasi itu, pasca kejadian ini, kalau untuk kandang ternak kondisinya masih bisa digunakan, tapi untuk keamanan ternak selama warga mengungsi, kita lakukan patroli mas," pungkas Heru.
Artikel menarik lainnya:
Keren! Terompet Reog Buatan Mahasiswa Ponorogo Sukses Merajai Pasar Internasional
Uniknya! Panen Raya Labu di Turki, Ada yang Berbentuk Biola dan Seukuran Kepalan Tangan
Rindu Kuliner Indonesia, WNI di Belgia Rela Rogoh Rp1,5 Juta demi Seporsi Martabak!
Viral! Mr Nanang, Penjual Cincau Asal Bogor yang Jago 9 Bahasa, Salah Satunya Slovakia
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: