Erick Thohir dan Helmi Yahya dalam akun Youtube “Helmi Yahya Bicara” (Instagram/erickthohir)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membuka rahasianya bisa membeli klub sepak bola elite di Serie A Italia dan Amerika, Inter Milan, dan DC United dalam wawancara dengan raja kuis Helmy Yahya yang ditayang akun Youtube “Helmi Yahya Bicara” sejak 19 September 2022 lalu.
Hingga berita ini tulis, konten tersebut sudah dilihat 50.648 kali.
Erick Thohir mengungkapkan itu dalam akun instagram resmi @erickthohir pada Rabu 21 September 2022.
BACA JUGA: Digitalisasi SPBU, Erick Thohir Dorong Pertamina dan Telkom Berkolaborasi
"Kalau diwawancara, biasanya pertanyaan yang enggak ketinggalan: “kok bisa punya @inter. Mas @helmyyahya memang jagonya “mengorek”. Saya jadi cerita banyak deh. Obrolan kami selama 80 menit menjadi nggak berasa," tulis Erick Thohir.
Dalam cuplikan video yang dibagikannya, Erick Thohir secara singkat menceritakan awal mula dia membeli klub-klub olahraga di luar negeri, termasuk klub sepakbola Italia, Inter Milan dan DC United di Major League Soccer (MLS), Liga Sepakbola Amerika Serikat.
"Saya fans Inter, ketika mereka membangun yang namanya Trio Jerman. Lalu juga ketika Inter Milan membawa Ronaldo. Saya diundang makan oleh Moratti. Ditanya siapa keluarga saya? Saya ceritain, bapak saya orang miskin. Emang benar kok," cerita Erick Thohir.
Dia melanjutkan,
"Saya pengusaha, begini-begini. Malamnya saya diundang makan di rumah pribadi sama keluarga. Wah, di situ saya bilang, kayaknya bukan udah menang, ini favorable nih."
Dalam wawancara itu, Erick Thohir juga bercerita tentang bagaimana ia membeli klub bola basket NBA di Amerika Serikat, Sixers dan klub sepak bola DC United yang sekarang ini dilatih oleh mantan penyerang Manchester United dan Timnas Inggris Wayne Rooney.
BACA JUGA: Erick Thohir Dorong Pengadaan Bus Listrik
Wayne Rooney sendiri pernah menjadi pemain klub itu ketika Erick Thohir masih memegang saham mayoritas di sana.
"Mengapa beli Sixers? Mengapa beli DC United? Konten olahraga itu konten termahal. Karena itu yang tidak bisa ditonton tidak live. Waktu saya mengambil alih DC United itu, klub yang punya history besar. Juara MLS beberapa kali, tetapi habis itu kan dia secara performance dan management keuangannya rontok," cerita Erick Thohir lagi.
Ia melanjutkan,
"Ya itulah senangnya betulin perusahaan. Abis itu, satu, kita lihat Washington DC ibu kota. Kedua, punya sejarah. Ketiga, secara potensi bisnis, di sekitar situ, klub sepakbola sedikit. Akhirnya waktu itu kita pilih. Waktu itu, saya mendapat kesempatan. Sayangnya saya harus menjual Sixers dulu karena uangnya enggak cukup. Akhirnya kita jual Sixers saham 16 persen, kita convert ke DC United, punya saham 84%."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: