Kategori Berita
Media Network
Minggu, 13 MARET 2022 • 18:39 WIB

Rusia Kian Brutal, Kota di Timur Ukraina Hancur Lebur 'Rata dengan Tanah', Kyiv Menyusul

Pasukan Pro Rusia sedang memberikan pengumuman di Kota Volnovakha yang sudah hancur akibat serangan Rusia. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menghancurkan seluruh kota berpenduduk 21.000 orang di Ukraina timur sementara pasukannya dituduh menembak mati wanita dan anak-anak yang melarikan diri hingga menewaskan tujuh orang.

Kota dan pusat administrasi Volnovakha telah benar-benar musnah di tengah penghancuran Rusia.

Sang Gubernur mengungkapkan saat pertempuran mempertahankan wilayah Ukraina itu menjadi kian berdarah.

Pasalnya separatis yang didukung Rusia mengklaim pada hari Jumat telah merebut kota strategis Volnovakha.

Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah Donetsk, mengatakan sebagian besar warga sipil di Volnovakha telah melarikan diri, hampir tidak ada yang tersisa dari kota itu.

"Secara umum, Volnovakha dengan infrastrukturnya sudah tidak ada lagi," katanya kepada wartawan hari ini seperti yang dilansir The Sun, Minggu (13/3/2022)

Gambar mengerikan memperlihatkan tentara Rusia dan kendaraan lapis baja di Volnovakha - dikelilingi oleh bangunan yang terbakar di kota yang benar-benar hancur.

Serangan besar-besaran itu terjadi setelah Presiden Ukrana Volodymyr Zelensky menantang Putin dan bersumpah untuk mempertahankan ibu kota Kyiv sampai titik darah penghabisan walau dibombardir dengan bom.

Dia menyebutkan tidak akan menyerah kepada Rusia dan hanya bisa menguasai Kyiv saat kota itu sudah hancur rata dengan tanah dan tidak menyisakan apa pun lagi.

"Jika mereka memutuskan untuk menjatuhkan 'karpet bom' (pengeboman besar-besaran dari udara) dan menghapus sejarah daerah ini… menghancurkan kami semua, maka mereka bisa memasuki Kiev. Jika itu tujuan mereka, biarkan mereka masuk, tapi mereka akan hidup sendiri di tanah ini," kata Zelenskyy seperti yang dilansir Reuters, Sabtu (12/3/2022

Pertempuran di sekitar ibu kota berkecamuk saat pasukan Rusia mendekat, dengan tentara Ukraina yang berani memasang jebakan tank di jalan-jalan untuk mengusir invasi.

Pasukan Putin beringsut lebih dekat dan diyakini hanya berjarak 15 mil dari kota Kyiv, di saat yang sama warga Ukraina harus mengungsi, ketakutan meninggalkan rumah mereka.

Sementara itu, Rusia dituduh membunuh tujuh orang - termasuk seorang anak - saat mereka berusaha untuk mengungsi, meninggalkan zona perang pada hari Sabtu.

Badan intelijen Ukraina mengatakan pasukan Rusia menembaki konvoi pengungsi sipil dari desa Peremoha di wilayah Kyiv.

"Setelah serangan itu, penjajah memaksa sisa-sisa pasukan untuk kembali ke Peremoha dan tidak membiarkan mereka keluar dari desa," ujar pernyataan mereka.

"Rusia menembak sekelompok wanita dan anak-anak ketika mencoba mengungsi dari desa Peremoha di wilayah Kyiv di sepanjang koridor 'hijau' yang disepakati. Tujuh orang tewas, termasuk satu anak."

Menurut Wali Kota Vasylkiv Natalia Balasynovych, sebuah gudang amunisi juga terkena tembakan ketika sebuah rekaman di media sosial menunjukkan asap mengepul dari tempat kejadian.

Polisi Oblast Kyiv mengatakan kebakaran terjadi di depot setelah terkena enam rudal Rusia.

Sirene serangan udara meraung di seluruh ibu kota pagi ini serta di kota-kota lain - dengan laporan ledakan di kota strategis Dnipro, serta di Mykolaiv, Nikolaev dan Kropyvnytskyi.

Namun pasukan Ukraina terus bertahan saat peluru berjatuhan di seluruh negeri selama 17 hari perang.

Ketika invasi Putin terus berlanjut, unit pertahanan Ukraina mengklaim titik kontrol musuh di arah Kyiv telah dihancurkan dalam sebuah serangan dari udara saat menyatakan "Angkatan Udara kami bekerja" dalam sebuah tweet.

Itu terjadi ketika Rusia dikhawatirkan akan merencanakan serangan besar lainnya di ibu kota Ukraina, Kyiv, ketika pasukan bergerak menuju kota itu.

Gambar satelit memperlihatkan tank Rusia dan kendaraan lapis baja bergerak maju menuju Kyiv, sementara rekaman udara lainnya menunjukkan peralatan militer ditempatkan di luar ibu kota.

Gambar dari Maxar, yang telah memantau invasi sejak awal, diambil di dekat Bandara Antonov, hanya beberapa mil dari kota.

Konvoi militer besar terlihat berjalan di sepanjang jalan utama.

Gambar-gambar tampaknya menunjukkan "konvoi maut" 40 mil yang terkenal dari kendaraan Rusia yang terhenti di dekat Kyiv selama hampir dua minggu kini telah 'bubar' saat artileri roket dipindahkan ke posisi tembak untuk menyerang Kyiv.

Pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim Rusia kemungkinan ingin melanjutkan serangannya di Kyiv dalam beberapa hari mendatang.

Sementara itu, Maxar Technologies mengatakan pasukan Rusia telah menembakkan artileri ke daerah pemukiman ketika citra baru muncul untuk menunjukkan rumah dan bangunan terbakar di desa Moschun hanya 17 mil dari Kyiv.

Tetapi Ukraina tetap menantang karena para pejabat mengatakan Kyiv "siap untuk berperang" ketika penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mencapnya sebagai "kota yang dikepung" dan pos-pos pemeriksaan telah bersiap untuk mempertahankan ibu kota.

"Kyiv akan bertahan sampai akhir," tambahnya.

Sementara itu, seorang anggota parlemen Ukraina mengatakan perjuangan untuk mempertahankan Kyiv akan menjadi "Stalingrad" baru jika Rusia tetap ingin merebut ibu kota.

"Ini adalah kota besar dengan jutaan penduduk dan jika Rusia mencoba untuk masuk, mereka akan menghadapi banyak perlawanan - ini akan menjadi Stalingrad mereka jika mereka ingin melakukannya," kata Sviatoslav Yurah saat berbicara di program Radio 4 Today BBC.

"Kami tidak akan menyerah - saya pasti bisa menjamin itu."

Itu terjadi ketika Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina telah mencapai "titik balik strategis" dalam konfliknya melawan Rusia saat ia mendesak Ukraina untuk bersabar.

"Saya tahu banyak orang mulai merasa lelah. Saya mengerti. Tidak sabar. Saya mengerti," kata Presiden Ukraina dalam sebuah pesan video.

Zelensky mengklaim kalau negaranya bisa meraih 'kemenangan' atas invasi Rusia karena pasukan telah mencapai "titik balik".

"Tidak mungkin untuk mengatakan berapa hari lagi kami harus membebaskan tanah Ukraina kami. Tetapi mungkin untuk mengatakan kami akan melakukannya," tambahnya.

"Karena kita sudah mencapai titik balik strategis. Kita sudah bergerak menuju tujuan kita, menuju kemenangan kita."

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Rusia Kian Brutal, Kota di Timur Ukraina Hancur Lebur 'Rata dengan Tanah', Kyiv Menyusul

Link berhasil disalin!