Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dievaluasi. Hal itu mengingat sampai saat ini terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Mengenai hal itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan tanggapannya. Ia menyebutkan, terkait keputusan itu masih terus dilakukan pengawasan oleh pihaknya.
"Kita sedang monitoring terus," ucap Anies di kawasan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (1/2/2022).
Kendati demikian, ia menjelaskan, untuk dapat mengambil keputusan pengetatan kegiatan. Pasalnya hal itu ditentukan oleh tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19.
Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, Pemerintah Diminta Segera Evaluasi PTM 100 Persen
"Nah ketika terjadi peningkatan dalam keterisian rumah sakit, maka pengendaliannya adalah dengan mengurangi mobilitas. Itu pengalaman selama satu setengah tahun hampir dua tahun ini," jelasnya lagi.
"Apabila terlihat ada tren yang berubah, meningkat secara signifikan sehingga mengkhawatirkan dari sisi kapasitas rumah sakit, maka bisa dilakukan pengetatan. Jadi selama ini cara mengambil keputusannya begitu," tandas Anies.
Seperti diketahui sebelumnya, berdasarkan data dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, saat ini BOR rumah sakit rujukan Covid-19 sudah terisi sebanyak 57 persen. Sementara untuk ruang ICU sebanyak 22 persen.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: