Kisah perjuangan Bapak Witjaka dan Ibu Maria yang tunanetra. (Photo/ACT Padang)
Pandemi Covid-19 memang telah merenggut banyak masalah di Indonesia. Termasuk faktor ekonomi yang dirasakan masyarakat.
Kisah pilu akibat pandemi itu juga dirasakan oleh Bapak Witjaka dan istrinya Ibu Maria. Keduanya merupakan pasangan tunanetra. Hari-hari bekerja sebagai tukang pijat tunanetra.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Padang membagikan momen pilu yang dirasakan keluarga kecil itu. Bapak Witjaka dan Ibu Maria rela merasakan kelaparan agar anak-anaknya bisa makan.
“Kadang saya dan istri terpaksa bilang sudah kenyang kepada anak-anak supaya mereka bisa makan semua. Bahkan kami sekeluarga pernah makan nasi hanya ditemani cabe giling selama beberapa bulan," cerita Pak Witjaka.
Kondisi ekonomi keluarga itu menurun akibat pandemi. Mereka kehilangan penghasilan dan jasa yang mereka tawarkan sebagai pijat tidak banyak peminat akibat ketakutan dari Covid-19.
Bahkan semenjak pandemi tidak ada lagi pelanggan yang datang. Biasanya, Bapak Witjaka memasang tarif sebesar Rp50 ribu sekali pijat.
Baca juga: 6 Aturan Ketat yang Harus Dipatuhi Istri Kim Jong Un, Ri Sol-ju
Sayangnya, dalam beberapa bulan terakhir dalam satu minggu hanya 4-5 orang yang menerima jasa pijat mereka. Jumlah pendapatan itu juga tak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan keperluan susu bagi anak-anaknya.
Setelah tak mendapatkan penghasilan, Bapak Witjakan harus memenuhi kebutuhan biaya kontrakan dan empat orang anaknya, yang dua di antaranya masih berusia balita.
Demi memenuhi keperluan tersebut, mereka hanya mengamen dengan penghasilan harian sekitar Rp60 ribu hingga Rp80 ribu.
Sayangnya ada saja orang yang berbuat jahat pada Bapak Witjakan. Pernah waktu itu, ketika ia sedang mengamen dan tidak ditemani sang anak, ada orang yang menipu dan mengambil semua hasil yang dia dapatkan saat itu.
Dari kisah Bapak Witjaka dan Ibu Mari kita bisa belajar bagaimana keluarga kecil itu berjuang di tengah pandemi dengan dua keterbatasan. Untuk itu, mari kita sisihkan sedikit rezeki untuk membantu mereka, klik laman ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: