Presiden Joko Widodo saat menghadiri pameran GIIAS. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Presiden Joko Widodo mengungkap kunci keberhasilan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yakni dengan pengendalian pandemi COVID-19.
Untuk itu pemerintahannya tidak ingin tergesa-gesa membuka aktivitas ekonomi di dalam masyarakat.
"Satu kuncinya, kita bisa mengendalikan yang namanya Covid, Kalau tidak bisa kendalikan, ekonominya akan turun dan terpuruk lagi. Saya kira negara lain mengalami gelombang satu, dua, tiga ditambah lagi gelombang keempat," ujar Jokowi dalam Kompas100 CEO Forum seperti yang dikutip Indozone dari Youtube sekretariat Presiden, Kamis (18/11/2021).
Jokowi mengungkapkan kalau kebijakannya belajar dari pengalaman negara lain yang sudah mengalami gelombang COVID-19 hingga ekonominya kembali terpuruk.
"Inilah yang harus kita hati-hati saya sampaikan kepada menteri. Daerah bukanya harus tahapan-tahapan tidak usah tergesa-gesa buka semuanya," kata.
Jokowi mengatakan berbagai indikator ekonomi domestik seperti penjualan ritel, keyakinan konsumen, hingga industri manufaktur menunjukkan ekonomi Indonesia terus merangkak naik karena terkendalinya kasus COVID-19.
“Kemudian kalau kita lihat, kita bisa kendalikan COVID-19, pegang betul COVID-19, ekonominya insyaallah akan merangkak naik. Indikator itu sekarang kelihatan,” kata Jokowi.
Presiden merinci hingga Oktober 2021, indeks keyakinan konsumen sudah melompat ke 113,4 atau sama dengan seperti tren sebelum pandemi COVID-19 melanda.
Ia meyakini keyakinan konsumen akan terus meningkat ke depannya sehingga memperbaiki konsumsi masyarakat.
Indeks Penjualan Ritel, kata Presiden juga terus menguat dan tumbuh 5,2 persen pada Oktober 2021 karena mobilitas masyarakat mulai pulih sejalan dengan kasus COVID-19 yang mulai mereda.
Kemudian, data pembelian atau Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia telah meningkat ke 57,2 karena permintaan masyarakat mulai pulih sehingga industri kembali berproduksi.
“Tak mungkin tidak ada demand (permintaan) dia berproduksi, sehingga kita berada di 57,2. Permintaan tidak hanya dalam negeri tapi juga ekspor,” kata dia seraya menambahkan ekspor telah tumbuh 53 persen dan impor 51 persen per Oktober 2021.
Pemulihan ekonomi meskipun bergulir secara bertahap, kata Presiden, harus dilanjutkan. Upaya penting untuk melanjutkan pemulihan ekonomi adalah dengan keberhasilan mengendalikan COVID-19.
“Kemarin saya lihat ada lima provinsi yang naik (kasus COVID-19), naik sedikit saja, hati-hati ini. Ini harus dikejar, turunkan lagi, kirim tim ke sana,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 mencapai 3,7-4,5 persen (year on year/yoy), setelah di kuartal III 2021 sebesar 3,51 persen (yoy) dan di kuartal II 2021 sebesar 7,07 persen.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: